JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Nissan kemungkinan akan memangkas merek Datsun, menghilangkan beberapa produk yang kurang kompetitif, dan menutup sejumlah pabrik yang tersebar di beberapa negara.
Hal tersebut dilakukan, sebagai upaya meningkatkan laba, dengan membuat dirinya menjadi lebih kecil atau ringkas.
Menurut sumber Autoblog di kedua merek, langkah itu secara internal dikenal dengan "Rencana pemulihan kerja" perusahaan berbasis di Yokohama itu keluar dari krisis, sepeninggal Carlos Ghosn yang ditangkap atas pelanggaran penggelapan keuangan perusahaan.
Skandal Ghosn memang membawa Nissan pada titik nadir, di mana aliansinya dengan Renault tampak tidak efektif. Nissan saat ini membukukan laba terendah dalam 11 tahun.
Sumber mengatakan, Nissan akan menyetop produksi sejumlah model, terutama di segmen pikap dan diesel. Termasuk model dari sub-brand Datsun.
Penghentian model Datsun sendiri akhirnya berimbas pada fasilitas-fasilitas produksi, terutama yang berada di negara berkembang sekaligus menjadi pasar neraka bagi merek Datsun.
"Kita perlu memetakan pemulihan, tetapi kebusukan terus berjalan ke dalam," ungkap salah satu sumber, tentang besarnya masalah yang dihadapi Nissan.
"Kami berusaha membersihkan apa yang terjadi pada masa lalu," kata satu sumber.
Sumber kedua mengatakan, semua pasar dengan basis produksi Nissan-Datsun, kecuali China, sedang diamati kemungkinan pengurangan kapasitas produksinya. Namun, itu tidak lantas menunjukan arah untuk menutup sepenuhnya.
Sebuah tim yang dipimpin oleh Jun Seki, seorang wakil presiden senior dan wakil kepala operasi yang akan datang, diperkirakan segera mengungkap rencana luas Nissan.
Seki merupakan bagian dari tim manajemen baru dalam jajaran Makoto Uchida - CEO Nissan yang baru ditunjuk dan efektif Januari 2020.
Uchida akan melanjutkan rencana Nissan yang akan mememotong jumlah karyawan sebesar 12.500 secara global pada awal 2023 dan yang juga menandai pengurangan kapasitas produksi. Sekitar 14 fasilitas yang telah ditentukan pada saat pimpinan CEO Hiroto.
Secara keseluruhan, langkah yang kurang mengenakkan itu, diharapkan bisa membuat Nissan lebih fokus menggarap pasar Amerika Utara dan China, yang memang lebih potensial.
Melalui ambisi Carlos Ghosn, merek Datsun dihidupkan kembali untuk pasar negara berkembang, setelah dihapuskan pada 1980-an.
Datsun kemungkinan akan menanggung beban terbesar dari restrukturisasi. Model ini diproduksi di Indonesia, India, dan Rusia.
Di Indonesia, Datsun hadir menyapa penggemarnya pada tahun 2012. Sempat berjalan manis beberapa tahun, hingga akhirnya kehilangan ruhnya.
Hingga saat ini, Datsun belum menunjukkan perkembangan yang baik. Nissan bahkan menghentikan pabrik (plant 1), dan bahkan merencanakan penyetopan lanjutan pada plant 2 yang sebelumnya memproduksi Datsun, untuk lebih fokus ke produk kolaborasi Nissan dengan Mitsubishi, Livina terbaru. (mg8/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal