“Bahwa memang tugas BUMN sangat berat. Di lain pihak kalau kita profit oriented-kan. Tapi realitanya tugas BUMN lokomotif. Kadang-kadang kontradiksinya enggak ketemu. Kita bicara pembangunan jangka panjang itu retur of investment-nya juga sulit. Tapi diperdebatkan sulit. Kita agent of chance Indonesia. Kita harus jadi pusat kinerja kesejahteraan masyarakat Indonesia,” paparnya dalam sambutannya.
Pria yang sempat menjabat sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo itu meminta dukungan kepada para pejabat senior dan direksi BUMN untuk bersama-sama memajukan BUMN. Dia berharap bisa membangun ekosistem yang sehat di kementerian BUMN.
“Di lain pihak saya juga sangat berharap kehadiran saya di sini, semuanya senior. Jauh lebih capable dan senior dari saya. Gimana kita dalam memimpin selalu berpikir salah dan benar. Tapi enggak berpikir yang benar harus dipertahankan dan di-improve sehingga bisa lebih kompetitif. Dan apalagi sekarang namanya Kabinet Indonesia Maju, bujan hanya visi tapi hasil nyata oleh rakyat Indonesia. Berharap tercipta ekosistem sehat baik. BUMN, BUMD, BUMS,” ujarnya.
Erick mengutip harapan Jokowi kalau Indonesia harus bisa berkolaborasi di kancah global, bukan hanya jago kandang. Apalagi tahun 2045, Indonesia diproyeksikan menjadi negara maju.
“Bukan di awang-awang tapi harus mulai dari sekarang. Karena itu saya mulai rapat terbatas pada Kamis (24/10), jam 10.00. Saya izin pada jajaran, kita mulai meeting habis ini. Sebab saya punya KPI selama 3 bulan. Semua menteri harus siap dicopot, dan saya sangat siap dicopot. Tak lain karena komitmen untuk kita semua,” tutur Erick.
Dengan manajemen yang solid, Erick yakin semua jalan akan terbuka dan sempurna. Dia mengundang jajarannya untuk jangan sungkan memberikan usul atau solusi.
“Langsung saja WA tapi yang penting masing-masing kan punya privasi ya. Saya sangat terbuka untuk terima masukan dengan solusi. Kalau hanya komplain terus malas dengarnya, harus ada solusi,” katanya.
Terakhir, Erick menutup pidatonya sambil berseloroh dengan tertawa. Selain harus menjadi negara besar, Erick menyebut ada satu pesan atau larangan Jokowi pada dirinya.
“Kata presiden, ada satu larangannya. Saya dilarang enggak boleh beli klub bola pakai uang BUMN. Yang lain boleh, itu saja yang enggak boleh. Kalau saya lupa tolong diingetin ya pak Sekjen,” katanya tertawa.
Editor : Deslina
Sumber: Jawapos.com