JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Investasi maish menunjukkan kinerja positif. Merujuk data terbaru Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi periode Juli hingga September 2015 mencapai Rp140,3 triliun. Jumlah tersebut meningkat 17 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Kepala BKPM Franky Sibarani menuturkan, dengan tambahan selama triwulan III tersebut, total realisasi investasi Januari-September 2015 mencapai Rp400 triliun. "’Jumlah tersebut meningkat 16,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp342 triliun. Realisasi investasi Januari-September sudah 77 persen dari target 2015 sebesar Rp519,5 triliun,’’ papar Franky di gedung BKPM.
Dari capaian tersebut, realisasi investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) meningkat 16,4 persen menjadi Rp133,2 triliun. Sementara itu, realisasi penanaman modal asing (PMA) meningkat 16,9 persen menjadi Rp266,8 triliun. Realisasi investasi Januari-September tersebut memberikan kontribusi positif bagi penyerapan tenaga kerja.
Pihaknya mencatat, penyerapan tenaga kerja pada periode itu mencapai 1.059.734 atau naik 10,4 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama 2014 yang hanya 960.336 orang. Menurut dia, penyerapan tenaga kerja hingga melebihi satu juta tersebut merupakan hal positif. Sebab, hal itu membuktikan bahwa investasi tetap tumbuh di tengah perlambatan ekonomi.
Selain itu, besarnya serapan tenaga kerja menunjukkan bahwa investasi memberikan dampak berganda. Makna strategis capaian realisasi investasi tersebut juga memperlihatkan kepercayaan investor terhadap kondisi fundamental ekonomi dan politik Indonesia. ’’Ini menunjukkan prospek pertumbuhan ekonomi ke depan dapat terjaga dengan baik,’’ katanya.
Pada kesempatan tersebut, Franky menekankan bahwa proprosi investasi di luar Jawa juga meningkat. Sepanjang periode itu, realisasi investasi di luar Jawa tercatat Rp180,7 triliun atau 45,2 persen. Proporsi itu naik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 43,6 persen dari total realisasi investasi.
’’Salah satu visi pemerintah adalah pemerataan pembangunan. Kenaikan proporsi realisasi investasi di luar Jawa merupakan salah satu indikator pemerataan,’’ tambahnya. Capaian positif realisasi investasi juga memberikan optimisme prospek ke depan. Hal tersebut didukung dirilisnya serangkaian paket kebijakan, khususnya kemudahan investasi. ’’Salah satunya layanan izin investasi 3 jam ditambah layanan booking tanah 3 jam yang akan diberlakukan mulai Senin (26/10/2015),’’ katanya.
Secara keseluruhan, sambung dia, kinerja selama sembilan bulan pertama tahun ini menunjukkan optimisme bahwa target tahun ini akan terlampaui. ’’Target tahun depan antara 15-18 persen juga optimistis tercapai,’’ tuturnya.(ken/c19/oki)
Laporan: JPG
Editor: Fopin A Sinaga