KOTA (RP) - Harga tabung gas elpiji tiga kilogram di wilayah Pekanbaru masih belum normal. Pengecer sampai Senin (23/9), masih menjual Rp17.000 untuk setiap tabungnya.
Gas elpiji tiga kilogram masih Rp17.000, mana mungkin turun lagi. Tidak ada sejarahnya gas epiji turun harga yang ada terus naik Rp1.000 sejak dua tahun terakhir, ujar Ainul Safwan, salah satu sub agen elpiji tiga kilogram di Kecamatan Sukajadi, Senin (23/9). Naiknya harga elpiji bersubsidi tersebut sudah berlaku sejak dua pekan terakhir. Harga normal gas tersebut berdasarkan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14.000 per tabung. Dengan harga tersebut pengecer sudah mendapatkan untung sebesar Rp1.200 per tabung.
Meroketnya harga elpiji yang diperentukan bagi warga ekonomi miskin tersebut sudah berlaku dua kali. Pernah naik menjadi Rp16.000 per tabung dan tahun 2013 ini naik kembali menjadi Rp17.000 per tabungnya. Naiknnya harga elpiji tiga kilogram tersebut cukup meresahkan sebagian warga Pekanbaru.
Kita warga miskin tentu dengan dinaikannya harga elpiji tiga kilogram menjadi Rp17.000 itu sangat memberatkan. Sudah naik dua kali itu tiga kilogram (elpiji), dulu naik menjadi Rp16.000 sekarang jadi Rp17.000. Tahun depan bisa naik jadi berapa lagi, tutur Sulastri, penjual gorengan di Jalan KH Ahmad Dahlan.
Meski cenderung harga elpiji tiga kilogram terus melambung setiap tahunnya, tetapi tidak ada tindakan nyata dari Disperindag Kota Pekanbaru. Disperindag Kota Pekanbaru belum bertindak tegas untuk menertibakan pengecer yang menjual elpiji tiga kilogram tersebut melebih HET yang telah ditetapkan pemerintah pusat.
Dikonfirmasi terkait pengendalian harga gas elpiji tiga kilogram tersebut, Kadisperindag Kota Pekanbaru El Sabrina belum memberikan keterangannya, apakah pihaknya sudah berupa untuk menertibakan harga elpiji tiga kilogram melebih HET tersebut. Ketika di SMS juga tidak membalasanya.(ilo)