Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar mengungkapkan salah satunya melalui pemanfaatan biodiesel dan imbauan agar perusahaan tidak mengimpor bahan bakar kapal (marine fuel oil/MFO). Kebijakan biodiesel bisa mengurangi impor solar. “Jadi, kita update berapa dampak dari B20 ini,” ujarnya.
Dia menambahkan, pembelian minyak mentah dari kontraktor juga bisa mengurangi besaran impor. Setidaknya pembelian langsung minyak mentah oleh Pertamina dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) bisa menghemat impor minyak hingga paro akhir semester pertama.
Data SKK Migas menunjukkan, jatah minyak mentah KKKS di Indonesia berkisar 240 ribu barel. Sebagian sudah siap diserap Pertamina. Nanti strategi itu mengurangi impor minyak mentah RI.
Kementerian ESDM menyebutkan bahwa kebutuhan BBM Indonesia saat ini 1,6 juta barel per hari. Sementara itu, lifting minyak hanya berkisar 800 ribu barel per hari (bph). Akibatnya, 50 persen kebutuhan BBM dan minyak mentah dalam negeri harus diambilkan dari negara lain alias impor.
Di sisi lain, kapasitas kilang Pertamina sekitar satu juta bph dengan kapasitas terpakai 850 ribu bph. Namun, lifting nasional yang bisa diserap hanya 560 ribu bph. Artinya, Pertamina harus impor minyak mentah 250 sampai 300 ribu bph. Padahal, selama ini sebagian lifting KKKS juga diekspor.
Dalam kesempatan itu, Arcandra juga mengimbau perusahaan tidak mengimpor MFO. Sebab, kini Pertamina sudah bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. “Dari ketiga itu, tiga-tiganya lumayan. Nanti kami lihat buat apa, sih, MFO di operasi mereka. Jika untuk alat-alat berat saja, rasanya cukup,” jelasnya.