JAKARTA (RP) - Kemenag tidak transparan dalam mendistribusikan kuota tambahan ini. Persoalan yang paling membuat gemas PP IPHI adalah nasib duit setoran awal para calon jamaah haji (CJH). Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (PP IPHI) Kurdi Mustafa menyebutkan, meskipun diendapkan sampai sepuluh tahun, uang CJH tetap saja. Misalnya, jika setoran awal ditetapkan Rp25 juta per CJH, sepuluh tahun lagi uang itu tetap Rp25 juta. Bunga simpanan setoran awal tadi entah menguap kemana. Kemenag tidak pernah memberikan informasi tersebut.
Kurdi mencoba membuat perhitungan bunga simpanan setoran awal CJH tersebut. Ambil contoh setoran awal ditetapkan Rp25 juta per CJH, sedangkan bunga simpanan dibuat rata-rata 6 persen per tahun. Andai uang itu diendapkan hingga sepuluh tahun, sejatinya jamaah mendapatkan bunga simpanan sekitar Rp15 juta. Dengan begitu, sejatinya uang CJH bisa bertambah menjadi Rp40 juta.
‘’Tapi yang terjadi sekarang tidak seperti itu. Lama disimpan uangnya tetap. Kemana bunganya?’’ ucap Kurdi.
Kalaupun ternyata Kemenag beralasan uang dan hasil bunga itu digunakan untuk biaya paspor, akomodasi selama di embarkasi, hingga aneka subsidi, jumlahnya tidak begitu besar. Andai ternyata memang besar, Kemenag wajib memberikan laporan biaya-biaya pengeluaran di masing-masing pos pengeluaran tersebut.
Menteri Agama Suryadharma Ali bersikukuh tetap membuka pendaftaran haji. Dia menyatakan, kementerian yang dipimpinnya belum memiliki alternatif lain di luar proses seperti yang sekarang sudah dilaksanakan.
‘’Pendaftaran akan terus dilakukan, Kementerian Agama belum ada alternatif,’’ ujar Suryadharma Ali, disela mengikuti Mukernas PPP, di Kediri, Kamis (23/2). Dia menyatakan, bahwa semua gagasan termasuk dari KPK tetap harus diuji dulu. Bisa dikerjakan dan hasilnya akan lebih baik atau tidak.
Hingga saat ini, dia merasa bahwa sistem pendaftaran ibadah haji juga memiliki sejumlah manfaat lain. Di luar, manfaat kelancaran teknis pendaftaran haji secara umum. Dia menyebut, diantaranya, bahwa pendaftaran haji sekarang juga telah menjadi indikator ekonomi daerah. Makin banyak daerah yang daftar, makin lama pula daftar tunggu, semakin ekonomi daerah bersangkutan dianggap baik.
Penyelenggaraan ibadah haji, tambah dia, juga menjadi indikator tingkat harapan hidup masyrakat Indonesia. Makin banyak pendaftar berusia lanjut menandakan tingkat harapan hidup meningkat. ‘’Tapi prinsipnya, kami hargai pemikiran KPK, silahkan semua pihak pikirkan bagaimana baiknya, karena semakin banyak yang pikirkan insya Allah akan semakin baik,’’ tegas ketua umum DPP PPP tersebut.(kuh/wan/ila)