ICS Ditarget Dapat Operator Maret

Ekonomi-Bisnis | Kamis, 24 Januari 2019 - 12:21 WIB

BANGKINANG (RIAUPOS.CO) - Integrated Cold Storage (ICS) atau pendingin terpadu akan menjadi langkah industrialisasi komoditas pangan di Kabupaten Kampar, khususnya ikan. Proyek ini sudah dimulai sejak pertama kali mantan Bupati Kampar Almarhum Azis Zaenal-Catur Sugeng Susanto menjabat pada 2017 silam. Pada hari meninggalnya Azis, pembangunan pabrik pengolahan ikan air tawar ini diserahkan Kementerian Perikanan kepada Pemkab Kampar.

    Plt Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto pertengahan bulan ini menyebutkan, ICS yang akan menampung dan memproses belasan ton ikan produksi Kampar per hari nantinya, siap beroperasi dalam lima bulan ke depan. Optimisme ini realistis jika melihat fisik pabrik gudang pendingin ikan fillet ini yang memang sudah terbangun 100 persen. Hanya saja, hingga memasuki hari-hari terakhir ini, Dinas Perikanan Kabupaten Kampar, belum mengantongi operator.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

    ‘’Untuk beroperasi diperlukan operator yang sudah berpengalaman dan sudah punya pasar. Kami sudah mengantongi beberapa nama perusahaan, tapi semuanya akan melalui prosedur dan seleksi terbuka. Target kami, Maret nanti sudah mengantongi operator ICS,’’ sebut Dwi Agusrianto, Kabid Budi Daya Perikanan Dinas Perikanan Kabupaten Kampar, Selasa (22/1) siang.

     Agusrianto menyebutkan, dibangun menggunakan anggaran APBN dan Kementerian Perikanan, ICS sudah diserahterimakan pada 27 Desember 2018 lalu. Kelistrikan dan akses jalan juga sudah selesai. Adapun target operator ditarget Maret, karena pihaknya saat ini sedang berkonsultasi dengan konsultan terkait bagi hasil dari operasional ICS yang berada di Desa Koto Perambahan, Kecamatan Kampar tersebut.

    ‘’Perhitungannya harus jelas dan menarik bagi operator. Pemkab mengedepankan operasionalnya untuk tahap awal. Karena produksi ikan Kampar selalu surplus. Produksi terpaksa stagnan, karena kalau digenjot akan merusak harga pasar. Dengan ICS ini, produksi bisa ditingkatkan tanpa harus mengganggu stabilitas harga di pasar,’’ sebut Agusrianto. (end)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook