JAKARTA (RP)- Apriyani Susanti (29), pelaku tabrakan maut di Tugu Tani yang telah menewaskan 9 pejalan kaki, Ahad (22/1) lalu sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Selain tersangkut kasus kejahatan lalu-lintas, tersangka juga dijerat dengan kejahatan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba).
Meski akibat kelalaiannya mengakibatkan cukup banyak jiwa yang melayang, namun tersangka yang saat ini ditahan di rutan narkoba Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya terlihat biasa.
‘’Dia terlihat sehat, enjoy, dan tidak terlihat shock,’’ kata Perwira Piket Direktorat Tahanan dan Penitipan Barang Bukti Polda Metro Jaya, AKP Umar Wirahadikusuma, usai serah terima tahanan Afriyani dari unit Lakalantas Polda Metro Jaya ke rutan narkoba Direktorat Reserse Narkoba di Mapolda Metro Jaya, Jakarta seperti dilansir detik.com, Senin (23/1) kemarin.
Hal itu disampaikan Umar saat ditanya tentang kondisi Apriyani. Namun, terkait tiga teman Afriyani yang lain, Umar mengaku belum mengetahuinya. ‘’Yang lain saya belum tahu,’’ ujar Umar.
Kemarin Apriyani sudah dikunjungi oleh teman-temannya. Dalam kunjungan itu, tambah Umar, teman-teman Apriyani membawakan pakaian seraya menghiburnya. Di situ mereka terlihat saling tertawa, meskipun ada juga berpelukan karena sedih.
‘’Ya, seperti biasa dijenguk lah,’’ tutur Umar.
Umar juga telah menyampaikan hal-hal yang dirasa perlu kepada Apriyani. Jika membutuhkan sesuatu, dia bisa menyampaikannya kepada penjaga tahanan yang di dalam.
‘’Karena kita juga punya Polwan yang jaga di dalam. Tahanan juga bisa ngobrol dengan dia,’’ ungkap Umar.
Apriyani ditetapkan sebagai tersangka tidak sendiri, tiga rekannya yang lain juga telah ditetapkan sebagai tersangka pemakaian narkoba. Awalnya, dari hasil tes urine dengan test kit sederhana terhadap Apriyani, Ahad (22/1) petang negatif.
Namun, penyidik yang curiga tak langsung percaya. Tes ulang dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium yang melibatkan tim dokter RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
‘’Hasilnya dalam urine dan darah ditemukan unsur yang bisa membuktikan tersangka mengkonsumsi narkoba,’’ ujar Direktur Reserse Narkoba (Direskoba) Polda Metro Jaya Kombes Nugroho Aji kepada JPNN, Senin (23/01) kemarin. Apriyani menjalani tes ulang sekitar pukul 22.30, Ahad malam.
Unsur itu adalah zat metaphetamine yang lazim ditemukan pada ekstasi dan juga sabu-sabu. ‘’Sekarang Apriyani dan tiga rekannya sudah kami jadikan tersangka dalam kasus narkoba,’’ katanya.
Nugroho menjelaskan, Apriyani dan tiga temannya masing-masing Arisendi, Deni dan Agustina dikenakan pasal 127 UU Narkotika dengan ancaman hukuman satu tahun penjara. ‘’Penyidik kami sekarang sedang menelusuri dari mana mereka mendapatkan barangnya,’’ katanya.
Dari pemeriksaan gabungan antara penyidik Dirlantas dan penyidik Direskoba Polda Metro Jaya diperoleh keterangan, Apriyani mabuk kombinasi. ‘’Mereka menghadiri pesta di Hotel Borobudur sampai Sabtu sekitar pukul 10 malam,’’ katanya.
Saat itu, Apriyani masih fit. Mereka lantas pergi ke sebuah kafe di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. ‘’Minum-minum wiski dan bir, ada salah satu dari mereka yang juga mencicipi ganja di sana,’’ kata perwira tiga mawar di pundak itu.
Setelah itu, belum puas, empat sekawan ini melaju ke diskotik Stadium di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. Mereka membeli dua butir ekstasi seharga Rp200 ribu per butir.
‘’Saat dugem di diskotik itu, mereka masing-masing pakai ekstasi setengah butir. Ini baru pengakuan awal, masih mungkin ada perkembangan,’’ kata Nugroho.
Lalu, mereka kembali ke Hotel Borobudur. Pagi sekitar pukul 10 pagi, mereka melaju ke Kemang lagi dengan tujuan mengambil mobil salah seorang dari mereka yang ditinggal di kafe.
Rute yang digunakan dari hotel, masuk Jalan Pejambon, lalu kiri ke arah Tugu Tani dan akhirnya menabrak sembilan orang pas di depan kantor Kementerian Perdagangan.
Lebih lanjut Polda Metrojaya kata Nugroho menjamin penyidikan untuk kasus narkoba berjalan tanpa mengganggu penyidikan kasus kecelakaan lalu-lintas.
‘’Kita sebagai satu tim, nanti saling bantu. Yang jelas kami akan kembangkan lagi pengakuan mereka,’’ ujarnya.
Seharian kemarin beredar dua foto di jejaring twitter yang menunjukkan wajah pelaku sedang berpesta bersama delapan orang. Baju yang dipakai pelaku dalam foto itu sama persis dengan yang dikenakan saat kecelakaan.
Yakni atasan putih dan rok panjang ungu bermotif bunga kecil. Apakah teman-teman Apriyani yang ada dalam foto di twitter akan dipanggil? Nugroho menilai hal itu tergantung penyidikan. ‘’Bisa saja nanti kami perlu keterangan mereka sebagai saksi,’’ ujarnya.
Secara terpisah, Direktur Lalu-lintas Polda Metro Jaya Kombes Dwi Sigit menjelaskan, keterangan pelaku saat diperiksa penyidik Subdit Gakkkum Dirlantas berubah-ubah.
Awalnya rem blong, lalu mengantuk, baru setelah tengah malam mengaku hilang kesadaran dan pusing karena habis minum-minuman keras.
‘’Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), kami tidak menemukan bekas rem. Jadi mobil benar-benar tanpa kendali dan baru berhenti setelah menabrak orang, beton baja dan halte,’’ katanya. Karena itu, penyidik Dirlantas lantas berkoordinasi dengan penyidik narkoba. ‘’Malam hari kita cek ulang dengan peralatan yang lebih canggih,’’ katanya.
Dari sisi pidana kecelakaan lalu-lintas, tiga teman Apriyani masih aman. ‘’Untuk lalu-lintasnya mereka masih saksi,’’ kata Dwi. Saat kejadian ketiganya mengaku tidur.
Setelah terus ditanya oleh penyidik, Apriyani mengakui sempat memacu mobil hingga 100 Km per jam. Tepatnya, setelah belokan Gambir. Mobil mulai tak terkendali di depan Markas Polisi Militer dan benar-benar oleng dan menerabas trotoar.
Mobil bernomor B2979 XI itu diketahui milik temannya yang sedang dipinjam. Secara umum Xenia itu sebenarnya layak jalan. ‘’Fungsi awalnya normal. Jadi, ini bukan karena kualitas mobil Xenianya tapi kelalaian pengemudi,’’ katanya.
Apriyani dan tiga temannya diketahui bekerja sebagai staf di sebuah production house (rumah produksi). Saat menyetir. Apriyani tak membawa SIM dan STNK. ‘’Dia mengaku punya SIM, tapi mati tahun 2003,’’ jelasnya.
Saat diintrogasi, Apriyani juga memberi keterangan berbelit-belit. Awalnya dia mengaku hanya menjadi sopir pengganti karena Deny salah seorang temannya mengantuk berat. ‘’Tapi, terbukti sejak awal dia yang menyetir. Dia mengaku sudah biasa pegang mobil sejak SMA,’’ ujarnya.
Seharian kemarin, akun twitter milik Apriyani yakni @sinengapril banjir caci maki dari jutaan pengguna situs sosial media itu. Bahkan, akun @sinengapril sempat menjadi trending topic atau topik terpopuler di twitter.
Sejak kejadian, akun @sinengapril dikunci sehingga hanya teman-temannya yang sudah menjadi follower yang bisa membaca time line Apriyani.
Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menambahkan, Apriyani ditahan karena ancaman hukumannya lebih dari lima tahun. Dia masih akan diperiksa maraton selama beberapa hari ke depan. ‘’Penahanan penyidik sudah sesuai ketentuan,’’ katanya.
Rikwanto menjelaskan, kondisi Apriyani sejak ditangkap masih shock. Keterangan yang diberikan juga berubah-ubah. ‘’Kami sertakan juga penyidik wanita agar memperlancar pemeriksaan,’’ katanya.
Kehilangan Empat Orang
Dari Jepara, Jawa Tengah dilaporkan, empat korban kecelakaan Xenia asal Jepara dimakamkan Senin (23/1) sekitar pukul 10.30 WIB. Korban dimakamkan di makam Datuk Gunadi Singorojo.
Dalam pemakamannya, keluarga dan kerabat hanya membuat dua liang kubur untuk empat jenazah. Korban atas nama Nani Riyanti (25), dan keponakannya Yusuf Sigit Prasetya (2,5) dimakamkan dalam satu liang.
Sedangkan Suyatmi (51) dan anaknya Nur Alfi Fitriasih (18) juga dijadikan dalam satu liang kubur.(han/jpnn)