KPK Geledah Rumah Neneng di Pekanbaru

Ekonomi-Bisnis | Sabtu, 23 Juni 2012 - 08:00 WIB

 KPK Geledah Rumah Neneng di Pekanbaru
BAWA TAS: Petugas KPK membawa tas hitam dikawal personel Brimob usai menggeledah rumah kakak kandung Neneng Sri Wahyuni di Jalan Hang Jebat, Kecamatan Sail, Pekanbaru, Jumat (22/6/2012). foto: didik herwanto/riau pos

Laporan TIM RIAU POS dan JPNN, Pekanbaru dan Jakarta redaksi@riaupos.co

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah  rumah orangtua dan kakak Neneng Sri Wahyuni, tersangka kasus dugaan korupsi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) 2008 di Pekanbaru, Jumat (22/6).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Penggeledahan dilakukan dalam waktu bersamaan di rumah orangtua Neneng di Gang Amal, Jalan Dagang, Kecamatan Sukajadi dan di rumah kakak tertuanya di Jalan Hang Jebat, Kecamatan Sail.

Saat tim KPK mendatangi rumah orangtua Neneng tidak banyak yang tahu. Menurut informasi penggeledahan berlangsung pukul 08.00-09.30 WIB.

Saat Riau Pos mendatangi rumah tersebut sekitar pukul 12.00 WIB kemarin, pihak keluarga Neneng enggan memberikan penjelasan. Riau Pos sempat bertemu Yusril Efendi (39), kakak keempat Neneng. Ia saat itu sedang didampingi seorang temannya.

Saat ditanyakan apakah ada KPK melakukan penggeledahan di rumah itu, teman Yusril ini mengatakan tidak ada KPK datang ke sana. ‘’Bentuk KPK saja kita tidak tahu bagaimana,’’ jelasnya.  

Saat dikatakan bahwa KPK biasanya dikawal oleh beberapa orang anggota Brimob, teman Yusril ini tetap menimpali sejauh yang ia tahu tidak ada KPK ke rumah itu.

Setelah terjadi perbincangan sesaat, Yusril yang sempat diam saja lalu mengatakan bahwa ia adalah kakak keempat Neneng. ‘’Tidak ada KPK ke sini,’’ ujar pria yang membuka bengkel di sebelah rumah orang tua Neneng ini.

Dikatakannya, rumah megah milik orangtua Neneng ini tidak ada sangkut pautnya dengan Nazaruddin.

‘’Tidak pernah saya merasakan uang dari Nazaruddin. Lihat saja kehidupan saya seperti ini,’’ ujarnya sambil menunjuk bengkel kecil tempat ia mencari nafkah.

Sementara penggeledahan rumah kakak tertuanya, Suryani AN, di Jalan Hang Jebat berlangsung pukul 09.00 WIB hingga 15.00 WIB. Kakak Neneng merupakan Kepala TU Puskesmas Kecamatan Sail.

Kemarin Suryani tidak berada di rumah. Informasi yang dihimpun Riau Pos dia sedang berada di Jogjakarta. Penyidik KPK didampingi Ketua RT setempat dan Dani, salah seorang kerabat Suryani.

Penggeledahan di rumah Eni —panggilan Suryani— berlangsung tertutup. Belasan wartawan media cetak dan elektronik yang menunggui jalannya penggeledahan hanya bisa menunggu di luar.

Sementara itu, lima anggota Brimob Polda Riau berjaga di luar. Sesekali, penyidik keluar dan kembali masuk ke dalam. Tak ada kata-kata yang diucapkan penyidik saat coba ditanya oleh wartawan. ‘’Tanya Pak Johan saja,’’ ujar salah seorang penyidik.

Sekitar pukul 15.00 WIB, penggeledahan di rumah Eni berakhir. Tampak sekitar 10 orang penyidik keluar dari rumah bercat abu-abu itu dengan membawa beberapa kardus dan dua buah tas besar berwarna biru dan hitam.

Rombongan penyidik ini meninggalkan kediaman Eni dengan menggunakan empat unit mobil Toyota Innova.

Almizar, Ketua RT 3/RW 6, Kelurahan Sukamulya Kecamatan Sail yang ikut mendampingi jalannya penggeledahan mengatakan tak ada berkas, barang maupun dokumen yang disita oleh penyidik. ‘’Itu saya lihat dari berita acara penggeledahan,’’ katanya.

Ia melanjutkan, selama melakukan penggeledahan, penyidik memeriksa hardisk CPU dan laptop yang ada di rumah itu. ‘’Hardisk-nya dilepaskan dari CPU dan diperiksa menggunakan komputer mereka,’’ lanjut Almizar.

Selama menjadi Ketua RT di sana, Almizar mengaku tidak pernah bertemu dengan Neneng. ‘’Eni sudah 12 tahun tinggal di sini. Tidak pernah sekalipun saya lihat Neneng ke sini. Eni juga tidak pernah bercerita mengenai hubungan kekeluargaannya dengan Neneng,’’ ujarnya.

Hal itu pulalah yang membuat Almizar terkejut saat diminta untuk mendampingi KPK saat melakukan penggeledahan. ‘’Awalnya saya tidak yakin, karena setahu saya warga di sini tidak ada yang berurusan dengan KPK,’’ ungkapnya.

Penggeledahan kemarin diperlukan KPK untuk mengetahui siapa saja yang terlibat dalam membantu kepulangan Neneng ke Indonesia selain dua WN Malaysia yang sudah ditetapkan tersangka. ‘’Berlangsung (penggeledahan, red) tadi pagi (kemarin pagi, red) dan saat ini sudah selesai,” ujar Johan Budi, kemarin.

Telusuri Jalur Pelarian

Selain penggeledahan, KPK juga menelusuri kembali jejak pelarian istri M Nazaruddin —terpidana kasus korupsi Wisma Atlet SEA Games— yang ditangkap di rumahnya daerah Pejaten, Jakarta Selatan, 12 Juni lalu.

Diketahui, Neneng dari Kuala Lumpur masuk ke Indonesia lewat jalur TKI ilegal ke Batam. Dari Batam baru naik pesawat udara ke Jakarta.

Kemarin, KPK melakukan penggeledahan di hotel yang pernah menjadi tempat singgah istri M Nazaruddin itu di Batam. Juru bicara KPK Johan Budi mengatakan bahwa beberapa penyidik KPK memang diterjunkan untuk menggeledah beberapa tempat berkaitan dengan pengembangan penyidikan Neneng Sri Wahyuni.

‘’Seperti pada umumnya, penggeledahan di beberapa tempat bertujuan untuk menemukan sesuatu yang bisa digunakan untuk pengembangan penyidikan,’’ kata Johan, kemarin.

Menurutnya, selain menggeledah rumah di Pekanbaru Riau, tim penyidik juga diturunkan ke Batam untuk menyisir lokasi-lokasi Neneng masuk dari Malaysia ke Indonesia.

‘’Di sana (Batam) tim memeriksa hotel dan lain-lain terkait perjalanan Neneng yang ditemani Malaysia,’’ kata dia.

Nah, nantinya, barang-barang yang ditemukan di lokasi tentu saja akan dibawa ke markas KPK di Jakarta untuk ditindaklanjuti. Namun apa hasil penggeledahan tersebut, Johan mengaku tidak mengetahuinya karena itu merupakan kepentingan penyidik.

Anak  Nazaruddin Dipulangkan   

Ketiga anak Nazaruddin yang masih berada di Malaysia tak lama lagi akan segera bertemu dengan ayah-ibunya. Sebab, malam tadi ketiga anak tersebut akan diterbangkan dari Kuala Lumpur ke Jakarta.

‘’Rencananya malam ini akan sampai (di Jakarta, red),’’ kata pengacara Nazaruddin, Rufinus Hutauruk saat dihubungi malam tadi.

Informasi yang dikumpulkan JPNN, ketiga anak yang masing-masing berumur, 4,5 tahun, tiga tahun dan setahun itu akan diterbangkan pukul 22.30 WIB menggunakan Air Asia. Mereka akan didampingi pihak keluarga.

Kepulangan anak-anak tersebut akan difasilitasi pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur. Namun Rufinus enggan menerangkan lebih lanjut akan dibawa kemana ketiga anak tersebut begitu menginjakkan kaki ke tanah air.

KPK sendiri memang sudah memberikan peluang kepada Neneng dan Nazaruddin agar bisa menemui anak-anaknya. ‘’Insya Allah, berdasarkan kemanusiaan. Kalau mau ketemu anaknya, anaknya kita bawa ke rutan untuk dipertemukan,’’ ujar Ketua KPK Abraham Samad beberapa waktu lalu.

Sementara itu Sekretaris Departemen Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DPP Demokrat Bertha Herwati kemarin angkat bicara soal tudingan kepada dirinya tersangkut pelarian Neneng Sri Wahyuni.

Dalam rilisnya yang dikirim ke koran ini, perempuan yang sudah dicegah KPK ke luar negeri ini membantah terlibat dalam pelarian dan kepulangan Neneng.

Namun dia mengaku memang mengenal keluarga Nazaruddin sekitar tujuh tahun silam. ‘’Nazaruddin kenal saya sekitar tujuh tahun lalu sebagai klien,’’ kata perempuan yang berprofesi sebagai notaris tersebut.

Sebagai notaris, Bertha mengaku sering diajak konsultasi Nazaruddin dan Neneng. Khususnya pada saat mereka hendak melakukan pembelian aset atau hendak mendirikan perusahaan baru.

Tetapi tidak semua pembelian aset dan pendirian perusahaan milik mereka diserahkan kepada saya untuk pembuatan aktenya. Nazaruddin, kata Bertha, malah lebih banyak memakai jasa notaris. Hubungan di antara mereka lebih condong pada persahabatan, bukan lagi hanya sebagai antara notaris dengan klien.

Bertha mengaku sempat menemui Nazaruddin dan Neneng ketika keduanya berada di Singapura tahun lalu. Tapi ketika Neneng telah menjadi buronan, Bertha mengaku tidak pernah tahu lagi dimana temannya itu bersembunyi.

Bahkan soal kedatangannya pun, dia mengaku sama sekali tidak tahu. ‘’Tetapi dari media saya tahu bahwa dia ada di Malaysia,’’ imbuhnya.

Perempuan yang termasuk pendiri Partai Demokrat itu juga mengakui pernah datang ke Kuala Lumpur. Namun itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan Neneng. Dia membantah pernah berkomunikasi di sana.

‘’Saya hanya mengetahui kabarnya (Neneng) dari Nazaruddin yang mengatakan bahwa istrinya dalam keadaan baik-baik saja bersama anak-anak mereka,’’ kata Bertha.

Nah, soal dua warga negara Malaysia Azmi bin Muhammad Yusof dan Mohammad bin Kuhsi, Bertha menjelaskan, dirinya kenal sejak akhir tahun 2011. Yaitu ketika kedua bermaksud berinvestasi di Indonesia.

Mereka pernah bertemu beberapa kali untuk membahas rencana tersebut, juga dengan beberapa orang lainnya. Baik team mereka dari Malaysia, dan juga pemilik proyek di Indonesia yang rencananya akan kerjasama dengan mereka. Namun sampai sekarang rencana investasi tersebut belum ada yang terealisasi.

‘’Saya sudah diberi copy paspor keduanya untuk sewaktu-waktu membuat draft perjanjiannya kalau rencana tersebut dapat diwujudkan,’’ katanya.

Bagaimana kehidupan keduanya, Bertha tidak begitu paham. Yang jelas, kata dia Hasan memiliki sebuah restoran di Kuala Lumpur yang bernama Kedai Hasan. Sedangkan Azmi, Bertha pernah mendapat dua kartu namanya.

Yang satu dengan dia berasal dari HTM Consultants Sdn Bhd yang tidak tertulis apa jabatannya. Sedangkan yang kedua berasal dari Meram Holding Sdn Bhd. Jabatannya tertulis sebagai Managing Director.

Nah, sebelum kedua orang tersebut ditangkap KPK Rabu (13/6) lalu, sebenarnya dua orang tersebut sempat menghubungi Bertha pukul 12.00 WIB.

‘’Mereka mengabarkan ada di Hotel Lumere kawasan Senen. Dan mengajak saya makan siang. Tapi saya tidak bisa karena banyak pekerjaan,’’ imbuhnya.

Ternyata sorenya sekitar pukul 16.00, keduanya tertangkap. Bertha mengaku baru tahu penangkapan tersebut dari televisi. Baru keesokan harinya Bertha dihubungi penyidik KPK dan diminta hadir sebagai saksi dan Bertha pun memenuhinya.(ali/fat/kuh/dyn/jpnn/fia)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook