JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih akan cenderung bergerak mendatar atau sideways. Hal ini disebabkan belum adanya sentimen baru yang dapat membuat pergerakan rupiah secara signifikan.
“Pelaku pasar tampaknya masih dalam posisi wait and see mencermati sentimen yang ada,” kata Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (21/6).
Reza menjelaskan, pergerakan rupiah masih bergerak mendatar dan tampaknya belum terlalu merespon rencana Bank Indonesia (BI) untuk kembali menaikan tingkat suku bunga acuannya. Di sisi lain, penguatan dolar AS tertahan dengan adanya kenaikan pada CNY, di mana otoritas moneter setempat memberikan toleransi atas penguatan CNY tersebut.
Menurutnya, adanya kebijakan tersebut dilakukan setelah meningkatnya kekhawatiran akan terjadinya perang dagang antara AS dan Cina yang meningkatkan permintaan akan mata uang safe haven.
“Namun demikian, tetap mewaspadai jika potensi pelemahan kembali terjadi. Adapun rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran support 13.927 dan resisten 13.918,” imbuhnya.(mys/jpg)