JAKARTA (RP) - Pasar otomotif Indonesia telah menorehkan rekor pada tahun lalu. Penjualan menembus 1 juta unit atau tepatnya 1,1 juta. Tahun ini, pasar masih stabil dan diprediksi masih di atas sejuta. Meskipun demikian, target mencapai angka 2 juta bakal tidak secepat prediksi awal.
Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) III Johnny Darmawan mengatakan, semula pelaku industri optimistis angka 2 juta bisa tercapai lima tahun setelah pasar sejuta atau tepatnya 2017. Tapi, katanya, kondisi makro Indonesia tidak sesuai dengan proyeksi yang ada.
“Kami prediksi molor pada 2020,” ungkapnya di sela perkenalan New Toyota Avanza yang dilengkapi dengan fitur airbags di Surabaya, kemarin.
Menurut Johnny yang juga Presdir PT Toyota Astra Motor itu potensi Indonesia membukukan pasar 2 juta sangat besar. Jumlah penduduk dan semakin tingginya pendapatan perkapita menjadi pendorong. “Tidak semua negara mempunyai pasar sampai 2 juta,” ucapnya.
Ketua Gakindo III itu mengatakan, melambatnya perekonomian Indonesia disebabkan kelambanan pemerintah dalam mengambil kebijakan. Misalkan, kenaikan BBM (bahan bakar minyak) seharusnya sudah ada sejak dua tahun lalu. Isu-isu harga BBM berdampak harga-harga barang tergerek. “Padahal, BBM belum jadi naik. Harga sudah naik. Inflasi makin tinggi. Kalau subsidi dari dulu dikurangi, bisa untuk infrastruktur,” tambahnya.
Selain itu, kelambatan mengeluarkan intensif untuk mobil jenis low cost green car (LCGC) menghambat laju industri otomotif. Saat ini, TAM dan Astra Daihatsu Motor (ADM) masih tetap menunggu kebijakan itu. Sejak tahun lalu, mereka telah merilis Agya dan Ayla yang merupakan LCGC. Keduanya juga menerima SPK (surat pemesanan kendaraan). TAM telah menerima sekitar 20 ribu SPK untuk Toyota Agya. Sejak akhir tahun lalu, mereka menutup pemesanan.
“Kami sekarang menunggu dan masih terus produksi sekitar 500 per bulan. Kita belum meluncurkan sebab, tidak ingin harga turun. Ini setelah kebijakan intensif turun. Kasihan pembeli awal,” paparnya.
Untuk pasar ke depan, Johnny menyebut jenis MPV atau mobil keluarga yang masih terus berkembang. Selain itu, compact car juga bergerak tumbuh. “Ini yang membuat persaingan MPV sangat ketat sekarang,” tuturnya.
Chief Executive Officer (CEO) Auto 2000, diler resmi Toyota, Jodjana Jody menambahkan Toyota Avanza sebagai market leader di MPV low masih mengalami pertumbuhan. Sejak tahun lalu, bermunculan pabrikan-pabrikan yang meluncurkan untuk menghadang duet kembar Avanza dan Daihatsu Xenia. “Ini yang membuat perang diskon dan suku bunga kredit sedang nge-trend. Kita harus mengikuti sebab, pilihan MPV makin banyak,” jelasnya.(dio/jpnn)