JAKARTA (RIAUPOS.CO)-Melonjaknya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah yang terjadi memberikan keuntungan bagi para eksportir Indonesia. Eksportir yang untung adalah mereka yang produknya mengandalkan bahan baku lokal, sedangkan yang bahan baku impor sebaliknya.
Dolar AS beberapa waktu lalu sempat menyentuh level Rp14.600, kemudian bergerak menjadi Rp 13.600. Level tersebut dianggap masih memberikan keuntungan besar untuk eksportir.
"Sekarang yang mendapat keuntungan dengan kurs dolar AS ke rupiah yang Rp13.600 yang paling diunggulkan adalah ekspor yang memakai bahan baku lokal," kata Jokowi usai membuka acara Trade Expo Indonesia (TEI) ke-30 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (21/10/2015).
Menurut Jokowi salah satu produk yang diuntungkan karena dolar menguat adalah produk rotan. Jokowi mengisahkan saat mengunjungi beberapa pengusaha rotan di acara Trade Expo Indonesia, Jokowi mendapatkan laporan bahwa pengusaha rotan Indonesia menerima keuntungan yang naik cukup signifikan.
"Kami lihat seperti rotan di Cirebon dari 1.200 sudah ke 1.700 pasti naik, karena memang ada ruang untuk berkompetisi," kata Jokowi.
Hal ini juga membuka peluang bagi produk-produk lainnya. Karena potensi bahan baku lokal untuk diolah amat besar. Di samping juga sumber daya manusia (SDM) orang Indonesia yang kreatif. "Saya kira semua produk, semua produk di
Indonesia berpeluang," ujar Jokowi.
Laporan : dtfinance
Editor : Aznil Fajri