NASIONAL

Total Kredit Rp29,2 Triliun Waskita Karya Direstrukturisasi

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 21 September 2021 - 11:42 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - PT Waskita Karya (Persero) Tbk berhasil bernegosiasi dengan 21 bank. Perusahaan pelat merah itu pun mendapatkan dukungan penuh untuk restrukturisasi utang dengan total fasilitas kredit Rp29,2 triliun atau 100 persen dari total kredit.

Kesepakatan itu melengkapi penandatanganan perjanjian restrukturisasi perseroan induk yang telah dilaksanakan pada 25 Agustus. Pada kesempatan tersebut, perseroan induk telah mendapatkan dukungan melalui penandatanganan master restructuring agreement (MRA) dari tujuh perbankan. 


Selanjutnya, 15 September perseroan kembali mendapatkan dukungan dari 14 bank melalui penandatanganan perjanjian aksesi restrukturisasi. Sebanyak 21 bank tersebut mendukung penuh restrukturisasi utang perseroan induk dengan memberikan perpanjangan masa kredit hingga lima tahun ke depan dan tingkat suku bunga yang lebih kompetitif. 

Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk Destiawan Soewardjono mengatakan, restrukturisasi itu merupakan bagian dari transformasi bisnis perseroan yang tertuang dalam 8 Stream Penyehatan Keuangan Waskita. "Transformasi ini merupakan komitmen kami untuk menjamin going concern perseroan dan mengelola fondasi keuangan yang kuat serta implementasi prinsip tata kelola yang baik pada seluruh elemen perseroan," ujar Destiawan, Senin (20/9).

Waskita Karya menargetkan pertumbuhan kinerja positif dengan rata-rata pertumbuhan CAGR hingga 25 persen pada 3–5 tahun ke depan. Dampak positif dari implementasi 8 Stream Penyehatan Keuangan Waskita juga mulai tecermin pada kinerja semester pertama tahun ini dengan mencatatkan laba bersih usaha Rp 33,4 miliar atau meningkat 102,5 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Langkah Waskita Karya melakukan transformasi bisnis dinilai sebagai langkah yang tepat guna meningkatkan kinerja di masa pandemi Covid-19 saat ini. "Ini langkah tepat oleh Waskita dalam konteks perbaikan kinerja di 2021 dan ke depan," kata pengamat BUMN Toto Pranoto.

Menurut Toto, langkah utama dalam melakukan transformasi bisnis ini adalah membuat portofolio bisnis yang lebih sehat. Tidak semua produk bersifat proyek jangka panjang, misalnya jalan tol. Tapi, sebagian adalah proyek yang return-nya bersifat jangka pendek dan menengah. "Dengan demikian, apabila ada shock ekonomi yang bersifat jangka panjang, portofolio jangka pendek dan menengah bisa menolong cash flow perusahaan," jelasnya.(agf/c19/dio/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook