BRI Undang Siswa dan Guru SLTA Cari Formula Cegah Bahaya Narkoba

Ekonomi-Bisnis | Senin, 21 Agustus 2017 - 14:01 WIB

BRI Undang Siswa dan Guru SLTA Cari Formula Cegah Bahaya Narkoba
PENYERAHAN SERTIFIKAT: Pimpinan Kantor Wilayah BRI Pekanbaru Erizal (kanan) didampingi Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Riau Hj Mulsevia (kiri) foto bersama usai penyerahan sertifikat kepada siswa SMAN 1 Pekanbaru Righa Pranata dan Bachtiar Z guru MA M Hidayah dalam acara  BRI Peduli, Sadar Bahaya Narkoba Bersama BRI di Hotel Pangeran Pekanbaru, Sabtu (19/8/2017).

PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- BRI Peduli merupakan program BRI pusat karena 19 Kanwil yang ada di Indonesia menggelar kegiatan yang sama dengan tema Sadar Bahaya Narkoba Bersama BRI. Kanwil BRI Pekanbaru menghadirkan siswa dan guru dari 50 SLTA di Hotel Pangeran Pekanbaru, Sabtu (19/8) pagi.

Pimpinan Kantor Wilayah BRI Pekanbaru Erizal didampingi Kabag Logistik Kanwil BRI Kusnadi mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Riau. Hadir dari BNNP dalam kegiatan tersebut  Kepala BNNP Brigjen Wahyu diwakili Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Riau Hj Mulsevia dan penyuluh Alfian.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

 Ini merupakan bagian tanggung jawab BRI, karena BRI merupakan bagian dari masyarakat. Berkat dukungan masyarakat BRI bisa besar seperti ini. Satu-satunya bank yang memiliki satelit melayani masyarakat seluruh Indonesia di pelosok manapun.

 Di samping mengembangkan perekonomian Indonesia, BRI  juga melakukan kegiatan sosial seperti BRI mengajar dan BRI Peduli Bahaya Narkoba. Secara bersamaan 19 Kanwil menggelar kegiatan yang sana dan untuk Pekanbaru  pesertanya lebih dari 100, terdiri dari siswa dan guru.

 Kenapa siswa dan guru, menurut Erizal, siswa dapat menularkan ilmunya yang didapat dalam kegiatan ini, tidak hanya saat berada di sekolah tapi saat berada di lingkungan tempat tinggalnya juga di rumah. Hal ini diharapkan menjadi salah satu solusi pencegahan bahaya narkoba, sehingga siswa sehat dan terampil mengatakan tidak untuk narkoba.

 ‘’Sedangkan guru yang setiap hari berjumpa dengan siswa dapat mengontrol dan melihat perkembangan sejauh mana apa yang diperolehnya dalam kegiatan tersebut dapat diimplementasikan. Sekaligus guru diharapkan menularkannya kepada guru lainnya dan kepada sesama ibu atau bapak di tempat tinggal masing-masing akan bahaya penyalahgunaan narkoba,’’ urai Erizal.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook