PEKANBARU (RP)- Usaha kerajinan rotan yang menghasilkan ayunan untuk bayi, kursi, mainan kuda-kudaan, keranjang dan juga tudung saji tak berpengaruh terhadap saingan produk-produk atau barang pabrik yang nota bene terbuat dari plastik dan juga besi.
Sampai saat ini pengrajin usaha rotan masih tetap bertahan dengan terus meghasilkan karya mereka setiap hari.
Saat Riau Pos, Ahad (18/8) berkunjung, Acai (45) sedang menyibukkan tangannya menyiapkan tudung saji di tempat usahanya, Jalan Jenderal Sudirman. Dia menyebutkan, usaha yang dimulainya sejak tahun 2000 itu sampai hari ini masih bisa bertahan.
Hal itu menurut Acai, karena hasil dari kerajinan rotan ini lebih terbilang praktis, harga terjangkau dan juga tahan sampai turun temurun.
‘’Dibandingkan dengan produk-produk lain zaman sekarang ini dimana harganya cukup tinggi dan juga tidak tahan lama, mungkin itulah yang menyebabkan masih banyak peminat produk kerajinan rotan ini,’’ ucapnya.
Acai juga menyebutkan, pengerjaan dalam menyelesaikan satu buah produk kerajinan rotan ini tergantung bentuknya. Untuk 1 set ayunan bayi, dia bisa menyiapkan satu buah satu hari. Namun kalau rangkanya bisa lima rangka dalam sehari.
‘’Tergantung bagaimana sistem kerjanyalah. Kalau banyak istirahat, lama juga baru selesainya. Tapi kalau memang dari pagi mengerjakannya, banyak pula yang siap,’’ ucapnya.
Permasalahan atau kendala yang dihadapi selama ini dijelaskan Acai terkait dengan pemasaran dan bahan bakunya. Dahulunya pesanan dari usahanya sampai ke Batam, Duri, Tembilahan, Kampar dan daerah-daerah lainnya.
‘’Tetapi hal itu tidak terjadi pada semua produk, misalnya permintaan terhadap keranjang sayur lumayan juga meskipun banyak yang beli eceran. Jadi permasalahannya tidak terlalu beratlah’’ ungkapnya.
Selain itu kendalanya juga terkait dengan bahan baku yang lama sampainya. ‘’Terkadang ketika orderan banyak tetapi bahan bakunya putus, ya jadinya menunggulah,’’ tambah Acai yang mengaku memesan bahan baku dari Sumbar, Cirebon dan petani-petani Kampar.
Sementara itu, Misol (40) seorang pekerja di usaha kerajinan rotan Happy Bersaudara yang bersebelahan dengan usaha Acai juga menyebutkan, permintaan terhadap produk kerajinan rotan ini tidaklah terlalu merosot.
‘’Apalagi pas menjelang Idul Fitri, banyak sekali perusahaan ataupun perorang yang memesan keranjang parsel, kita pun kerjanya jadi lembur sampai malam,’’ ucap Misol sambil asik memainkan tangannya membuat sebuah mainan kuda-kudaan.
Misol yang sudah bekerja hampir 20 tahun tersebut, mengakui dalam satu hari beliau bisa menghasilkan 4 sampai 5 mainan kuda-kudaan.
Terkait dengan harga, Misol menjelaskan jauh murah dibandingkan dengan harga-harga barang dari pabrik.(*6/mar)