JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Perguruan tinggi dituntut harus beradaptasi dengan cepat karena perubahan yang sangat pesat saat ini membutuhkan SDM unggul yang adaptif dan fleksibel. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini juga akan mengubah banyak hal dalam dunia pekerjaan.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Nizam menyampaikan bahwa dalam sepuluh tahun ke depan, 23 juta lapangan pekerjaan di Indonesia akan hilang yang digantikan dengan otomasi, sistem cerdas, dan robotik. Maka, percepatan peningkatan kompetensi SDM Indonesia harus ditingkatkan.
Meskipun demikian, peluang lahirnya pekerjaan baru menjadi dua kali lipat lebih banyak sejalan dengan keterampilan dan kecakapan yang berbeda dari apa yang ada pada saat ini. Menurutnya, perguruan tinggi harus menyiapkan lulusannya karena ketika nanti mahasiswa lulus, dunia kerjanya sudah berganti dan berubah.
“Ini menjadi pekerjan rumah besar bagi perguruan tinggi untuk menyiapkan suatu kompetensi visioner tentang suatu pekerjaan yang pada saat ini belum ada,” kata dia, Ahad (21/3).
Nizam juga menekankan cara untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui bergandengan tangan dengan dunia kerja baik usaha maupun industri. Menurutnya, dunia pendidikan tinggi harus bekerja sama untuk menyiapkan sumber daya manusia dan inovasi dari perguruan tinggi.
Melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka, perguruan tinggi harus masuk dalam gerak kemajuan pembangunan sehingga mahasiswa masuk ke dalam pusaran pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan industri, kemajuan pertanian, kemajuan pariwisata, dan kemajuan pembangunan di daerah yang dapat menjadi mata air bagi kemajuan ekonomi di daerah.
“Tujuannya adalah membentuk insan Pancasila yang unggul, adaptif, dan kreatif dengan kemampuannya menciptakan pekerjaan baru dan mengisi pekerjaan yang ada,” imbuhnya.
Sumber: Jawapos.co
Editor: E Sulaiman