SIAK

Petani Tak Sanggup Pupuk Kebun

Ekonomi-Bisnis | Senin, 21 Maret 2016 - 08:49 WIB

KOTOGASIB (RIAUPOS.CO) - Anjloknya produksi tandan buah segar (TBS) akibat musim trek, berdampak pada pendapatan petani berskala kecil khususnya petani sawit.

Petani mengaku hasil panen yang jauh berkurang, membuat mereka kesulitan untuk melakukan perawatan tanaman, khususnya untuk pembelian pupuk.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Harga TBS seperti di Buatan II, Koto Gasib dan Maredan Barat,Perawang dalam pekan ini berkisar Rp1.325-1.400 per kilogram,namun tidak dapat membantu penghasilan petani.

Adi, petani di Buatan II mengeluhkan masa trek yang terlalu panjang,menyebabkan hasil panen kelapa sawit makin berkurang, meski harga naik, namun tidak membantu sama sekali.

“Musim trek hasil panen sedikit, bahkan sampai turun 70 persen. Dana yang ada tidak dapat untuk memelihara kebun,yang bisa dilakukan petani hanya bersih-bersihkan kebun saja,” ujarnya.

Meski harga TBS naik saat ini, namun tidak dapat membantu, tetap saja para petani tidak mampu membeli pupuk. Hasil jual kelapa sawit sangat minim akibat musim trek panjang.

Hal senada juga disampaikan petani Maredan Barat Perawang, Aljup. Dia mengatakan meski harga kelapa sawit di Maredan Barat mencapai Rp1.400 per kilogram, namun karena musim trek maka nilai jual buah kelapa sawit tidak ada artinya.

Menurutnya, musim trek kelapa sawit telah berlangsung beberapa bulan, hingga buah yang dihasilkan saat ini tidak banyak.Panen buah sawit anjlok di peroleh petani.

“Kami berharap adanya solusi mengatasi musim trek. Meski harga kelapa sawit saat ini naik, namun tidak ada artinya bagi petani, sebab tidak bisa menutupi biaya-biaya lainnya,” katanya.(wik)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook