JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Memasuki awal pekan, inilah prediksi nilai tukar rupiah dan indeks harga saham gabungan. Pengamat memprediksi awal pekan baik rupiah maupun IHSG berpeluang menguat.
Sentimen positif berasal dari bursa saham global, terutama Amerika Serikat (AS), dan penguatan fundamental ekonomi domestik. Dari AS, indeks Wall Street berada di zona hijau akhir pekan lalu, setelah indeks S&P 500 menguat 0,44 persen. Demikian pula indeks Dow Jones Industrial, menguat 0,69 persen. Indeks teknologi Nasdaq juga bertambah 0,43 persen.
”Kenaikan bursa saham AS berasal dari penilaian positif pelaku pasar terhadap keputusan The Fed yang mempertahankan tingkat suku bunga acuan Fed rate,” terang Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada, Ahad (20/3/2016).
Sentimen positif juga berasal dari bursa Eropa yang ditutup menguat pada akhir pekan. Hal itu menyusul pidato Presiden European Central Bank (ECB) yang mengajak petinggi negara-negara euro untuk bersama-sama memulihkan ekonomi di Benua Biru. Penguatan harga minyak dunia juga membuat bursa Eropa bergerak di teritori positif.
Dari dalam negeri, indeks harga saham gabungan (IHSG) yang akhir pekan lalu hanya menguat tipis 0,0004 persen ke level 4.885,708 diperkirakan masih akan menguat. Proyeksi tersebut ditopang positifnya data ekonomi dalam negeri dan imbas lanjutan penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI rate).
Reza memperkirakan, pekan ini IHSG bergerak di level support 4.822–4.853 dan resistance di rentang 4.918–4.930. Laju IHSG sempat berada di atas area target support 4.827–4.862 dan hampir mendekati area target resistance 4.910–4.922.
Reza mengakui, arah IHSG masih belum jelas seiring sama kuatnya posisi volume beli dan jual pekan lalu. Namun, dia memperkirakan sentimen-sentimen positif global dan regional meningkatkan volume beli serta berujung kenaikan IHSG. ”Namun, tetap cermati sentimen yang ada,” paparnya.
Kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pekan lalu turut menopang positifnya pasar saham. Meski demikian, Reza memperkirakan penguatan rupiah sebatas imbas aksi ambil untung yang memanfaatkan euforia pelemahan dolar AS yang diprediksi masih berlanjut hingga pekan ini.
Penguatan rupiah diperkirakan berlanjut. Mengingat, kondisi fundamental ekonomi mulai pulih, harga komoditas mulai menguat, dan BI kembali memangkas tingkat suku bunga acuan di level 6,75 persen. Dalam situasi masih terbatas, nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak di level support 13.175 per dolar AS dan resistance di level 13.162 per dolar AS pekan ini.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memperkirakan IHSG hari ini bergerak di level 4.821–4.915. ”IHSG kembali terkonsolidasi dan sedang berusaha mencapai level resistance 4.915,” kata dia kemarin.
Level resistance perlu ditembus untuk memperkuat pola tren naik (uptrend) IHSG. Menurut dia, potensi indeks saham dalam negeri masih menunjukkan kekuatan naik cukup besar. Hal itu terlihat dari capital inflow yang kuat di pengujung pekan lalu.
”Support terlihat cukup kuat pada level 4.821. Pengumuman suku bunga acuan akan memberikan dampak positif terhadap pergerakan IHSG yang berpotensi naik (hari ini, Red),” kata dia.(gen/c11/noe)
Laporan: JPG
Editor: Fopin A Sinaga