PANGKALANKURAS (RIAUPOS.CO) - Masyarakat petani sawit, Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras mengeluhkan kesusahan menjual hasil tandan buah segar (TBS) yang dipanennya.
Pasalnya, satu-satunya pabrik kelapa sawit (PKS) yakni PKS PT Langgam Inti Hibrido (LIH) berhenti beroperasi. Dengan ditutupnya PKS PT LIH tersebut, masyarakat kesusahan menjual hasil komoditi kelapa sawit yang berdampak menurunnya perekonomian.
Demikian hal ini disampaikan Kepala Desa (Kades) Kemang, Charles kepada Riau Pos, Senin (19/10) kemarin di Pangkalankerinci. Dikatakannya, bahwa dirinya telah menerima laporan masyarakat petani kelapa sawit yang mengeluhkan kesusahan untuk menjual hasil perkebunannya yakni TBS.
“Ya, pasca tidak beroperasinya PKS PT LIH di Desa Kemang kecamatan Pangkalan Kuras, masyarakat petani kepala sawit telah banyak yang mengadukan kesusahan menjual hasil perkebunannya. Dan akibat hasil kebun tersebut tidak bisa dijual, tentunya telah berdampak terhadap kesulitan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Apalagi dalam kondisi krisis ekonomi saat ini,” terangnya.
Dijelaskannya, bahwa sebelum ditutupnya operasional PKS PT LIH, masyarakat tidak mengalami kesulitan ekonomi karena TBS mereka dibeli oleh PKS PT LIH sebesar Rp 1000 per Kilogram.
“Meski harga TBS di PKS PT LIH ini masih tergolong cukup rendah dari PKS lainnya yang beroperasi di Negeri Amanah ini, namun masyarakat merasa tidak kesulitan dalam segi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tapi, sejak PKS PT LIH ini ditutup, masyarakat mengeluh kesusahan seperti kesulitan untuk membayar biaya pendidikan sekolah anak mereka,” ujarnya.(amn/mal)