JAKARTA (RP) - Beberapa pemerintah daerah menyampaikan keberatannya terhadap mobil murah dan ramah lingkungan (low cost and green car/LCGC). Namun Wakil Presiden Boediono menegaskan, penjualan mobil murah tidak perlu dihambat karena merupakan konsekuensi dari era industrialisasi.
‘’Indonesia sebagai negara yang kaya dengan sumber alam dan pertanian tak bisa tinggal diam tanpa mengembangkan industri,’’ ujar Boediono saat meresmikan Indonesia International Motor Show (IIMS) ke-21 di JI Expo, Kemayoran, Kamis (19/9).
Hadir dalam kesempatan itu Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, Menteri Perhubungan EE Mangindaan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama.
Wapres mengaku sudah beberapa kali diundang untuk membuka pameran yang sama. Ia selalu hadir dengan keyakinan kuat bahwa indusri otomotif Indonesia harus maju dan menjadi tulang punggung bangsa.
Ia mengakui saat ini ada kecemasan mobil murah dan ramah lingkungan akan menambah masalah kemacetan di kota metropolitan seperti Jakarta atau pusat-pusat urban lainnya. ‘’Menurut pandangan saya, solusinya adalah meningkatkan transportasi publik secepatnya,’’ sebutnya.
Wapres mengajak pemerintah pusat dan DKI Jakarta untuk segera menerapkan sistem Electronic Road Price (ERP), yang memberlakukan biaya ekstra bagi pemakaian jalan-jalan utama di ibu kota saat waktu sibuk (peak hour). ‘’Barangkali tidak perlu menghambat orang beli mobil, tapi kita bebani biaya kalau mobil itu masuk ke jalan-jalan ibu kota,’’ sarannya.
Produk otomotif, kata Wapres, masih sangat diperlukan di daerah-daerah, termasuk Belitung, wilayah asal Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama. Ia sendiri juga tidak menginginkan bila mobil dan motor lebih menumpuk di kota-kota besar. ‘’Jadi mari cari cara untuk mengatasi masalah ini tanpa mengorbankan tulang punggung industrialisasi. Tanpa mengorbankan lapangan kerja,’’ tukasnya.
Pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta, kata Wapres, sudah memiliki poin kesepakatan yang harus dilakukan mengatasi berbagai masalah. ‘’Saya ingin merespon surat dari Pak Gubernur DKI Jakarta. Mohon Pak Wakil Gubernur menyampaikan kepada Pak Gubernur bahwa intinya pemerintah pusat tidak akan lepas tangan dalam hal bekerja untuk mengatasi masalah-masalah di ibukota, baik itu kemacetan, banjir dan sebagainya,’’ katanya.
Hal itu menindaklanjuti surat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kepada Wapres beberapa hari sebelumnya yang berisi saran mengenai kebijakan LCGC. Dalam surat tersebut Gubernur DKI Jakarta menilai kebijakan LCGC bertentangan dengan 17 langkah atasi kemacetan Jakarta, yang dibuat oleh Wapres pada 2010. Apalagi poin ke 13 dari aksi tersebut adalah pembatasan kendaraan bermotor.
Wapres menegaskan bahwa industrialisasi otomotif harus tetap dikembangkan. Sektor ini memiliki efek besar yang mampu menumbuhkan industri penunjang untuk menyerap banyak tenaga kerja. ‘’Misalnya dalam membuat komponen X, kini trennya tidak lagi terbatas pada produsen satu negara saja. Indonesia punya peluang besar untuk mengembangkan diri,’’ lanjutnya.
Ketua Penyelenggara Johnny Dharmawan mengatakan, IIMS kali ini salah satu kegiatan terbesar di Asia Tenggara sejak pertama kali pada 1986. Meski kondisi perekonomian dalam dan luar negeri melambat, saat ini industri otomotif masih cukup stabil dengan produksi 1.065 ribu unit pada 2012. ‘’Pada periode Januari-Juli 2013 saja sudah terjual lebih dari 694 ribu unit,’’ sambungnya.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang rata-rata mencapai enam persen di lima tahun terakhir, ia optimis industri otomotif Indonesia jadi terbesar di Asia Tenggara. ‘’Kita berharap industri otomotif tidak hanya mementingkan visual dan kenyamanan tapi juga bisa mengurangi pemborosan dan emisi gas buang,’’ jelasnya.
Menteri Perindustrian MS Hidyat mengatakan, tahun depan mobil murah ramah lingkungan (LCGC) siap diekspor. Sehingga LCGC yang dikhawatirkan akan menambah kemacetan tidak akan terjadi. Sebab penyerapannya akan terbagi untuk pasar domestik dan ekspor.
‘’LCGC ini kami tujukan untuk ekspor. Saya sudah bicara dengan Gaikindo mereka sudah menyatakan kesanggupannya untuk mengekspornya tahun depan,’’ terangnya saat ditemui di pameran Indonesia Internasional Motor Show 2013 kemarin.
Kemungkinan pasar utama yang dibidik yaitu, ASEAN dan Timur Tengah. Namun sampai saat ini dia belum bisa memperkirakan volume LCGC yang bisa diekspor tahun depan.
Dia hanya memberi gambaran, pada 2012 lalu produksi mobil mencapai 1,1 juta unit dan tahun ini diperkirakan mencapai 1,2 juta unit dengan tipe LCGC yang beredar. Dia menyebutkan tahun lalu ekspor mobil Indonesia mencapai 16 persen dari produksi. Sedangkan tahun depan, lanjutnya, Gaikindo berjanji akan meningkatkan menjadi 30 persen. ‘’Hingga akhir tahun produksi LCGC ditargetkan mencapai 30 ribu unit. Tahun depan produksinya bisa mencapai 100 ribu unit atau sekitar delapan persen dari total produksi mobil. Jadi porsi ekspornya LCGC masih sangat kecil nilainya,’’ katanya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor Sudirman menyatakan dukungannya terhadap semua kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Pihaknya berjanji bakal mendistribusikan Ayla di seluruh Indonesia secara merata. Pihaknya telah mengimbau pembeli Ayla memakai bahan bakar Ron 92 atau setara dengan pertamax. Jika di bawah itu pihaknya memastikan akan terjadi penurunan kualitas mesin. ‘’Dalam pengujiannya kami selalu pakai Ron 92. Kalau konsumen komplain mesinnya rusak, tapi dianalisis bahan bakar tak standar, garansi hangus,’’(wir/ken/uma/jpnn)