JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Posisi M Chatib Basri di jajaran komisaris PT Bank Mandiri (Tbk) berubah. Dari wakil komisaris utama naik menjadi komisaris utama. Mantan menteri keuangan itu menggantikan Kartika Wirjoatmodjo yang kini menjadi komisaris utama Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Perubahan tersebut diputuskan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Bank Mandiri. ”Karena komisaris kita, Pak Tiko (Kartika Wirjoatmodjo, Red), pindah ke BRI, maka Pak Chatib Basri naik jadi komisaris utama,” tutur Dirut Bank Mandiri Royke Tumilaar dalam konferensi pers RUPST Bank Mandiri di Plaza Mandiri kemarin (19/2).
Selain itu, kata Royke, pemegang saham setuju mengangkat beberapa komisaris perseroan dari berbagai kalangan. Di antaranya, mantan Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, Nawal Nely, Faried Utomo, Staf Ahli Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta, Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK Boedi Armanto, dan mantan Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) Loeke Larasati Agoestina.
”Sebagai wakil komisaris utama, ada Pak Andrinof. Ada juga beberapa tambahan komisaris independen seperti Bu Loeke, Pak Arief Budimanta, dan ada dari BUMN dan Pak Boedi dari OJK,” lanjutnya.
Pemegang saham juga memutuskan perubahan pada susunan direksi perusahaan. Salah satunya pengangkatan Hery Gunardi menjadi wakil direktur utama menggantikan Sulaiman Arif Arianto yang telah habis masa jabatannya. Ada juga direksi baru. Yakni, Aquarius Rudianto yang diangkat menjadi direktur bisnis dan jaringan.
Sementara itu, RUPST juga menyepakati pengalokasian 60 persen dari laba bersih 2019 atau sekitar Rp16,49 triliun (sekitar Rp353,34 per lembar saham) sebagai dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Nilai tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni Rp11,2 triliun (sekitar Rp241 per lembar saham).
Direktur Keuangan dan Strategi Silvano W Rumantir menuturkan, penetapan besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan dalam mengembangkan bisnis dan memenuhi ketentuan terbaru regulator. Selain itu, dividen tersebut merupakan bentuk apresiasi perseroan kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungannya. ”Sementara sisa 40 persen dari laba bersih 2019 akan digunakan sebagai laba ditahan,” paparnya.
Menurut Silvano, Bank Mandiri membukukan kinerja yang sangat baik tahun lalu. Sepanjang 2019, laba bersih Bank Mandiri secara konsolidasi tercatat Rp 27,5 triliun. Tumbuh 9,9 persen secara year-on-year (yoy). Pencapaian tersebut didukung pertumbuhan kredit konsolidasi 10,7 persen yoy hingga mencapai Rp 907,5 triliun pada akhir tahun lalu. Dari kucuran itu, perseroan berhasil mencatat pendapatan bunga bersih Rp 59,4 triliun, naik 8,8 persen yoy bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. ”Sehingga aset perseroan pun terkerek naik 9,65 persen menjadi Rp 1.318,2 triliun pada akhir tahun lalu,” katanya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman