ZN Sempat Memamerkan Peganiayaan Briptu Joko

Ekonomi-Bisnis | Senin, 19 November 2012 - 10:41 WIB

PEKANBARU (RP) - Pihak kepolisian terus melakukan pengembangan penyelidikan terhadap kasus dugaan penganiayaan yang nyaris menyebabkan tewasnya Briptu Joko Fabianto (27), anggota Samapta Bhayangkara (Shabara) Polresta Pekanbaru yang dilakukan oleh seorang bandar sabu-sabu dan oknum polisi serta oknum TNI, Selasa (13/11) pekan lalu.

Dari keterangan yang dihimpun polisi, ZN sempat memamerkan penganiayaan yang dilakukannya terhadap Joko.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Di lain pihak, Detasemen Polisi Militer (Den POM) 1/3 Pekanbaru berjanji tidak hanya akan mengusut kasus penganiayaan saja, namun juga dugaan jaringan narkoba yang terlibat.   

Dari keterangan yang disampaikan Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Drs R Adang Ginanjar melalui Kasat Reskrim, AKP Arief Fajar Satria SH SIK kepada Riau Pos, Ahad (18/11), aksi ‘memamerkan’ penganiayaan ini dilakukan ZN setelah ia sebelumnya memanggil SP, anggota Polda Riau yang bertempat tinggal tak jauh dari rumahnya di Jalan Kartama, Kecamatan Marpoyan Damai.

‘’SP kos tak jauh dari rumah ZN. Saat kejadian, ZN memanggil SP untuk dimintai tolong mengantar istrinya pergi mencuci mobil. Saat SP datang, ZN mengajak SP masuk ke rumah. Dia lalu mengajak SP ke depan kamar tempat Joko disiksa. SP disuruh melongok ke dalam. SP hanya melihat sebentar lalu berbalik,’’ ungkap Arief.

Selain memamerkan aksi kejamnya, saat itu ZN juga tak luput memberikan ancaman SP dan DN, orang yang mengenalkan Joko pada ZN, bahwa jika mereka memberitahukan apa yang mereka lihat kepada polisi, maka kedua orang ini akan dibunuh.

‘’Sambil mengacungkan samurai ZN mengancam dua orang ini,’’ papar Kasat Reskrim.

Sementara itu, Komandan Den POM 1/3 Pekanbaru, Mayor CPM Donald Siagian saat dihubungi Riau Pos melalui sambungan telepon mengatakan, pendalaman terhadap kasus yang diduga melibatkan tiga oknum TNI, yaitu; MY, HE dan GS terus dilakukan pihaknya.

‘’Sabtu (17/11) lalu kita sudah melakukan pemeriksaan terhadap saksi yang saat ini diamankan oleh pihak kepolisian,’’ jelas Donald.  Dikatakannya, masih ada kejanggalan dari keterangan saksi-saksi yang sudah diperiksa tersebut.

‘’Ini yang masih kita dalami. Kita akan lengkapi lagi keterangan yang sudah diperoleh. Karena, ada beberapa keterangan yang janggal seperti waktu dan kronologis kejadian,’’ papar Dan Den POM.

Beberapa hal yang akan terus didalami, kata Donald adalah tindak penganiyaan yang diduga melibatkan tiga oknum TNI yang saat ini sudah diamankan di Markas Den POM.

‘’Apakah mereka terlibat, apakah hanya karena berada di lokasi, atau menjadi otak pelakunya. Ini harus betul-betul jelas. Tak bisa dikesampingkan, bahwa mereka berada di waktu dan tempat yang salah. Karena, mengetahui dan tidak berbuat apa-apa juga tidak bisa dibenarkan,’’ paparnya.

Selain kasus penganiayaan, Den POM juga masih meyebar anggota di lapangan untuk menelusuri dugaan jaringan narkoba yang terlibat, dan siapa yang berada di atasnya.

‘’Tim yang kita sebar akan menghimpun informasi, termasuk jaringan narkoba lebih besar yang mungkin terlibat. Karena, kita tak mau kasus ini hanya berhenti pada penganiayaan saja. Ini akan kita usut sampai tuntas,’’ tegas Dan Den POM.

Seperti yang ramai diberitakan, aksi eksekusi dengan menggunakan cara ala mafia untuk menghabisi nyawa seseorang seperti di dalam film-film, terjadi di Pekanbaru Selasa (13/11). Briptu Joko Fabianto, seorang anggota polisi yang bertugas di kesatuan Samapta Bhayangkara (Sabhara) Polresta Pekanbaru nyaris meregang nyawa setelah disiksa pada sebuah kolam, di Jalan Kubang Raya.

Beruntung, ia yang dikira sudah tewas ternyata selamat dengan merangkak dan mencari perlindungan tak jauh dari masjid yang ada di sana.

Tujuh orang yang diduga terlibat penganiayaan Briptu Joko berhasil dibekuk, beberapa saat setelah Joko ditemukan, dan sehari kemudian.

Saat ini mereka diamankan dan atau ditahan di dua lokasi berbeda. Empat tersangka diamankan di Mapolresta Pekanbaru yakni diduga bandar Narkoba ZN, seorang anggota Polsek Bukitraya berinisial IR, anggota Polda Riau berinisial SP dan anggota Polres Rokan Hulu berisial FN.

Sementara tiga oknum TNI dengan inisial MY, HE, dan GS saat ini diamankan di Markas Den POM 1/3 Pekanbaru. (ali).









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook