Dahlan Iskan Ajak Ustad Yusuf Mansur Benahi Patungan Usaha

Ekonomi-Bisnis | Jumat, 19 Juli 2013 - 09:12 WIB

JAKARTA (RP) - Permasalahan yang menimpa ustad terkenal Yusuf Mansur memancing perhatian Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Pasalnya, program patungan usaha yang dilakukan dai tersebut dinilai tak legal. Karena itu, Dahlan terus memberi masukan kepada Yusuf untuk menunda sementara program yang disebut Patungan Usaha dan Patungan Aset.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Permasalahannya dimulai dari peristiwa Yusuf Mansur yang sempat dinterogasi bea cukai karena membawa uang senilai Rp4 miliar dalam dua koper sewaktu pulang dari Malaysia.

Uang tersebut diakui hasil sedekah dari jamaah di Malaysia. Namun, karena tak dilaporkan, akhirnya pria kelahiran 1976 itu mendapat sorotan mengenai kelegalan program tersebut.

Hal tersebut diakui Dahlan menarik simpatinya. Rasa simpati tersebut akhirnya mendorong Dahlan untuk memberi masukan. Menurutnya, niat yang dimiliki oleh Yusuf sangat mulia. Tapi, jika tak berhati-hati, pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran itu bisa tersandung masalah.

Dugaan Dahlan terbukti. Sempat ada beberapa pihak yang ternyata mempersoalkan legalitas. Karena itulah, Dahlan menyarankan Yusuf untuk menutup sementara penerimaan dana tersebut.

Menrutnya, sang ustad lebih baik fokus membenahi sistem investasi agar semakin kuat dan tidak dipermasalahkan. “Menurut pemerintah itu harus tetap legal, menurut OJK itu juga harus tetap dikontrol. Minimal badan amil zakat. Saya sangat menghargai niat baik dia yang gunakan uang itu untuk investasi,” jelasnya di Jakarta, Kamis (18/7).

Dahlan mengaku bahkan sempat menginap di pondok pesantren milik Ustad Yusuf untuk mendiskusikan hal tersebut lebih lanjut. Dalam diskusi tersebut, dahlan memberikan tiga masukan untuk mengamankan program patungan usaha itu.

“Kalau memang dalam bentuk proyek, sebaiknya tetap dibentuk lembaga pabrik non listed company. Sehingga, sedekah itu dimasukkan dalam investasi yang dimiliki publik. Kedua, niat baik itu tolong cari investasi yang benar-benar baik, yang resikonya kecil, yang return tidak kecil. Yang ketiga, pastinya bermanfaat besar bagi umat,” ujarnya.

Dahlan menambahkan, penutupan pendaftaran itu bisa dibuka kembali jika semua sistem sudah beres. Apalagi, Dahlan mengaku Yusuf punya ide-ide selain proyek yang cemerlang.

Misalnya, mengakuisisi saham Bank Muamalat sehingga bisa dimiliki oleh dalam negeri. “Dia bilang, masak umat Islam tidak punya bank,” ujarnya.

Upaya tersebut diakui Dahlan sangat realistis. Dia mencontohkan, jika ada 10 juta donator yang masing memberikan dana Rp500 ribu, maka pembelian saham Bank Muammalat sangat dimungkinkan.

Saat ini, lebih dari setengah saham Bank Muammalat dikuasai pemodal asing. Yang paling besar adalah Islamic Development Bank sebesar 32,7 persen.

“Dia tanya mungkin nggak kalau tim dari Indonesia mengambil kembali saham itu,” ucapnya menirukan pertanyaan Yusuf Mansur.

Soal rencana tersebut, pria kelahiran Magetan ini mempunyai alternatif yang lain. Misalnya, membeli Bank Mutiara. Menurutnya, hal tersebut lebih mudah dilakukan daripada meminta saham milik asing di Bank Muamalat.

“Beli Bank Muatiara saja. Karena pasti sulit meminta pemilik Bank Muamalat melepas sahamnya.  Setelah dibeli, kan bisa dijadikan Bank Syariah. Namanya jadi Bank Syariah Indonesia,” ujarnya,

Meski sering memberi masukan, Dahlan menampik jika dia bakal terlibat dalam program ini. “Saya bukan kerja-sama (dengan Ustad Yusuf Mansur, red). Saya hanya menyampaikan ide saja. Ustadz punya ide Bank Mualamat, saya punya ide Bank Mutiara,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ustadz Yusuf Mansur menolak berkomentar banyak mengenai topik tersebut.

Pernyataan yang keluar hanyalah bahwa dia belum mendapatkan panggilan dari OJK. Namun, pertanyaan lain tidak dijawab. “Saya tunggu kalau dipanggil OJK,” ujarnya.(bil/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook