Penjualan Baja Domestik Meningkat

Ekonomi-Bisnis | Kamis, 19 April 2018 - 11:06 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Permintaan baja di tanah air meningkat pada kuartal I 2018. Penjualan baja PT Krakatau Steel (Persero) Tbk pun naik 30 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Purwono Widodo mengatakan, peningkatan tersebut menjadi indikasi bahwa penjualan baja domestik tahun ini bisa lebih baik daripada tahun lalu. ”Pada kuartal pertama kemarin, kami termasuk demand-ya sangat meningkat. Biasanya siklusnya awal-awal tahun kan tidak bagus,” ujarnya setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Buku Tahun 2017, Rabu (18/4).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pada kuartal I tahun lalu, penjualan baja perseroan mencapai 150 ribu ton per bulan. Angka tersebut terkerek menjadi 200 ribu ton per bulan pada kuartal I tahun ini. Tingkat utilisasi pabrik perseroan telah mencapai 80 persen. ’’Itu sudah baik lho untuk industri baja di dalam negeri,” kata Purwono.

Capaian tersebut juga sudah sesuai dengan target KS yang ingin menaikkan penjualan baja minimal 10 persen. Kenaikan penjualan KS terdorong turunnya impor baja selama kuartal I 2018 akibat melonjaknya konsumsi baja domestik di Cina. Sebab, selama ini mayoritas impor baja memang berasal dari Cina.

”Kondisi ekonominya Cina bagus. Konsumsinya ke domestik cukup tinggi sehingga alokasi untuk ekspor ke Indonesia itu tidak banyak,” terang Purwono.

Meski demikian, ada banyak tantangan yang mungkin dihadapi industri baja dalam negeri tahun ini. Salah satunya mewaspadai dampak pengenaan bea masuk baja dan aluminium oleh Amerika Serikat yang berpotensi mengakibatkan membanjirnya produk baja Cina ke Asia, terutama Indonesia. ”Kami berharap pemerintah bisa mengambil tindakan dan melindungi baja lokal dari perdagangan tidak adil tersebut,” ujarnya.

Salah satu bentuk perlindungan yang bisa diambil adalah peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN) untuk syarat tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

World Steel Association pada April 2018 Short Range Outlook memperkirakan, permintaan baja dunia tahun ini tumbuh sebesar 1,8 persen jika dibandingkan dengan 2017. Konsumsi baja dunia pada 2018 diperkirakan menjadi 1,616 juta ton. Pada 2019 permintaan baja diperkirakan tumbuh 0,7 persen menjadi 1,627 juta metrik ton.

Potensi itu juga diambil KS dengan menaikkan target ekspor tahun ini. ’’Secara porsi kami ingin menaikkan dari 10 persen menuju 20 persen,’’ ujarnya. Salah satu pasar baru yang akan disasar perseroan tahun ini adalah Myanmar. Sebab, Myanmar saat ini sudah mulai terbuka untuk menerima baja impor dari negara lain. ’’Sebelumnya mereka tertutup,’’ kata Purwono.(vir/c7/fal/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook