AKIBAT CORONA

Market Industri Otomotif Melambat

Ekonomi-Bisnis | Kamis, 19 Maret 2020 - 03:06 WIB

Market Industri Otomotif Melambat
Ilustrasi: Pameran otomotif (Sachril Agustin/Dok. JawaPos.com)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Penjualan otomotif roda empat RI terkoreksi karena kondisi perekonomian yang tidak menentu. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa penjualan dua bulan pertama 2020 melandai 2,7 persen secara nasional. Tapi, Gaikindo belum akan merevisi target penjualan roda empat nasional tahun ini.

Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto menyatakan, wabah Covid-19 menyebabkan mobilitas masyarakat berkurang drastis. Pembelian mobil sebagai kebutuhan tersier pun pasti terpengaruh. "Dari situ kami (sektor otomotif, Red) pasti terdampak," ujarnya, Selasa (17/3).


Menurut Jongkie, lesunya penjualan mobil juga terdampak penurunan aktivitas ekspor komoditas. Misalnya, pertambangan dan minyak kelapa sawit.

Secara perinci, pemilik pangsa pasar otomotif terbesar di dalam negeri masih dipimpin Grup Astra dengan angka penjualan sebesar 43.065 unit. Atau, naik 3,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 41.674 unit. Grup Astra masih menguasai market share sekitar 54 persen.

Berdasar merek kendaraan, penjualan mobil terbesar sepanjang bulan lalu masih dikuasai Toyota sebanyak 25.180 unit. Untuk grup non-Astra, penjualan kendaraan Honda, Suzuki, dan Nissan masing-masing tercatat mengalami peningkatan. Penjualan Honda meningkat 6,9 persen menjadi 11.373 unit.

Pada Februari 2020, Honda Brio tercatat sebagai mobil dengan penjualan tertinggi di antara semua mobil yang dijual di Indonesia, dengan total 6.085 unit. Penjualan Honda Brio menjadi pendorong utama Honda di tengah pasar otomotif yang belum stabil di awal tahun ini.

"Saat ini kami juga melakukan monitoring dari hari ke hari untuk menanggapi kondisi terkini terkait pasar. Agar permintaan konsumen tetap terpenuhi," ujar Business Innovation and Marketing & Sales Director PT Honda Prospect Motor Yusak Billy.

Dia menambahkan, HPM masih memantau kebijakan untuk mengikuti situasi dan kondisi terbaru terkait wabah Covid-19. "Untuk saat ini masih terlalu dini menganalisis dampak virus korona terhadap penjualan. Namun, bila isu berkepanjangan, tentu akan berpengaruh pada penjualan," pungkasnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook