JAKARTA - Suasana RS Polri Dr Soekanto, Kramat Jati hingga tadi malam mencekam. Puluhan orang yang mengaku sebagai teman-teman John Refra alias John Kei memilih berjaga di pelataran rumah sakit. Mereka belum bisa menerima penangkapan yang dilakukan aparat Polda Metro Jaya Jumat (17/02) jelang tengah malam.
John Kei dirawat karena mengalami luka tembak di kaki kanannya setelah ratusan polisi dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menggerebeg kamar nomer 501 hotel C'One Pulomas Jakarta Timur. "Sekarang masih tahap pemulihan," kata pengacara John Kei Taufik Chandra tadi malam.
John Kei dibekuk tim yang dipimpin Kepala Satuan Kejahatan dengan Kekerasan AKBP Helmi Santika karena diduga terlibat pembunuhan bos PT Sanex Steel Tan Hary Tantono alias Ayung.
Ayung dibunuh dengan luka penuh tusukan di Swiss Bel Hotel, Sawah Besar 26 Januari 2012 lalu. "Dari lima tersangka yang sudah kita tangkap, kita dapatkan nama JK (John Kei) ," ujar Kasatjatanras Polda Metro Jaya AKBP Helmy Santika, Sabtu (18/2)
Lima orang itu adalah C, A, T, DK, dan KP. Menurut Helmy, polisi juga memiliki rekaman kamera closed circuit television (cctv) yang menunjukkan keberadaan John Kei saat peristiwa pembunuhan terjadi.
Karena itu, setelah bukti dirasa cukup, Helmy membawa timnya dibantu satuan Brimob Polda Metro Jaya melakukan penangkapan. "Saat hendak ditangkap dia lari, karena itu dilumpuhkan di kaki," kata mantan penyidik kasus Antasari Azhar itu.
Helmy menjelaskan, penyidikan akan dilanjutkan setelah luka John Kei memungkinkan untuk diperiksa. "Nanti kita koordinasi dengan tim dokter," kata mantan Kasatreskrim Polres Jakarta Selatan itu.
Motif awal pembunuhan itu diduga kasus utang piutang yang mencapai angka ratusan juta. Para tersangka menagih uang upah penagihan yang belum dibayar oleh Ayung. "Masih kita dalami, nanti diperiksa dulu baru jelas," kata Helmy.
Apakah polisi takut hingga perlu 100 polisi melakukan penangkapan John Kei - Helmy membantah jumlah itu. "Tidak sampai segitu, kita proporsional saja," katanya.
Sumber Jawa Pos (Induk JPNN) menjelaskan, penangkapan itu menggunakan kekuatan penuh karena polisi sudah berhitung dengan kekuatan kelompok John Kei yang diduga memiliki senjata api. "Tidak bisa ambil resiko," ujarnya.
Empat orang yang masuk ke kamar juga langsung mengacungkan senjata setelah John terpergok. Tahu dirinya hendak ditangkap, John sempat menghardik dan memperkenalkan diri. "Berani benar kalian, tak kenal aku ya, ini John Kei," katanya menirukan.
Saat membawa John ke Polda Metro Jaya , polisi juga menempatkan lima petugas bersenjata lengkap di mobil APV yang mengantarkannya ke ruang klinik Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Metro Jaya.
Karena lukanya cukup parah, penyidik membawa John Kei ke RS Polri Sabtu dinihari. Polisi juga menyita mobil John berjenis Jeep Wrangler dengan plat nomer B 1 TUT.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menjelaskan, saat penangkapan ada indikasi John Kei melawan petugas. "Karena itu diambil upaya pelumpuhan oleh petugas," kata mantan Kapolres Klaten, Jawa Tengah itu.
Barang bukti yang disita dalam penangkapan itu adalah uang tunai Rp 5.250.000, 1 handphone merk Vertu warna silver, 1 Samsung notebook warna hitam dan dompet berwarna hitam cokelat. "Saat ditangkap JK sedang bersama AF, ada bong sabu-sabu," kata Rikwanto . AF ini adalah Alba Fuad yang juga masih keponakan artis Fuad Albar.
Ancaman John dalam kasus pembunuhan bos PT Sanex Steel ini adalah pasal 340 jo pasal 56 KUHP yakni pembunuhan berencana. "Ancamannya hukuman seumur hidup atau minimal 20 tahun," kata alumnus Akpol 1988 ini.
Rikwanto belum bisa memastikan dimana John akan ditahan. Namun, salah satu opsinya adalah dititipkan di rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok untuk kepentingan penyidikan. "Nanti, kita rawat dulu di RS Polri," katanya.
Penjagaan di RS akan dilakukan oleh personel Brimob Polda Metro Jaya dan Polsek Kramat jati, Jakarta Timur. "Kita tempatkan dua peleton (60 orang) disana," katanya .
John Kei sendiri membantah terlibat dalam pembunuhan bos Sanex Steel. "Aku ini temannya, tidak mungkin itu (membunuh)" katanya pada kerumunan wartawan di RS Polri Kramat Jati .
Pengacara John, Taufik Chandra juga membantah John berada di lokasi pembunuhan saat Ayung ditusuk dua kali dan digorok lehernya. "Kita punya bukti pembandingnya," katanya.
Dia menyayangkan penangkapan polisi yang dinilai berlebihan. "Kenapa harus ditembak, John tidak melawan, saat mereka menangkap juga tidak ada suratnya," katanya.
Jika polisi memanggil John Kei untuk dimintai keterangan soal peristiwa pembunuhan Ayung, menurut Taufik, pria asal Maluku itu pasti datang. "Sejak awal dia siap dimintai keterangan kok," katanya.
Pihak keluarga juga mengecam penjagaan terhadap John yang sangat berlebihan. Termasuk larangan ditemui keluarga. "Ini polisi sudah over acting," katanya.
Karena itu, pihaknya akan melapor ke Propam Mabes Polri. "Kami siapkan pelaporan terutama soal penembakan terhadap orang yang tak melawan," katanya.
Dikonfirmasi ulang soal rencana pelaporan ke Propam itu, Rikwanto mempersilahkan. "Itu hak mereka," katanya. Yang jelas, penyidik memiliki bukti lebih dari cukup untuk melakukan tindakan hukum.
Pembunuhan Ayung sendiri terekam dalam cctv yang dimiliki penyidik. Total ada 16 orang yang terlihat di sekitar kamar dan hotel Ayung saat peristiwa terjadi. Pengusaha baja asal Surabaya itu ditemukan tewas dengan luka tusukan lebih dari satu dan leher tergorok.
Di bagian lain, Mabes Polri memberikan atensi terhadap penangkapan John Kei. Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar menjelaskan, pihaknya akan memberikan dukungan terhadap Polda Metro Jaya jika memang dibutuhkan. "Dukungan itu misalnya personel atau fasilitas lainnya," katanya.
Boy juga mempersilahkan pihak John Kei jika hendak melapor ke Propam. "Kita terima sepanjang mengikuti prosedur dan aturannya, silahkan," katanya. (rdl/jpnn)