DURI (RIAUPOS.CO) - Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Mandau, Ir Marbet berharap agar sektor pertanian, peternakan dan perikanan di negeri ini betul-betul mendapat perhatian yang benar-benar serius dari pemerintah khususnya Pemkab Bengkalis.
Apalagi saat ini, dunia perminyakan tengah gonjang ganjing. Akibat anjloknya harga minyak bumi di pasar dunia, ribuan pekerja Migas terancam menganggur. Untuk meminimalisir dampak itu, sektor pertanian bisa jadi alternatif.
“Selama ini, menurut hemat saya, perhatian pemerintah daerah terhadap sektor pertanian, peternakan dan perikanan masih sekadarnya saja. Memang cukup banyak program, tapi hasilnya belum maksimal. Karena ancaman PHK besar-besaran tengah membayangi ribuan pekerja di negeri ini. Kita minta peran aktif dan proaktif Pemkab Bengkalis dalam upaya mengurangi pengangguran dan beraneka dampak negatifnya,” kata Marbet.
Dia juga mengaku prihatin melihat negeri ini. Menurutnya, status negeri ini tidak jelas. Negara pertanian entah, negara industri bukan. Negara berkembang mungkin. Tapi perkembangannya tak begitu signifikan.
“Sebagai negara berpenduduk terpadat nomor lima di dunia, Indonesia belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan pangannya dari produksi dalam negeri.Artinya, ketahanan pangan kita masih lemah. Karena itulah, pemerintah dan pemerintah daerah tak bisa lagi mengabaikan sektor pertanian,” tegasnya.
Khusus untuk wilayah Kabupaten Bengkalis, menurut Marbet, pertanian, peternakan dan perikanannya belum maju. Kalau pun ada segelintir yang berhasil, campur tangan pemerintah belum terlihat signifikan. Jumlah petani juga masih bisa dihitung di negeri ini.(sda)