JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Karena dinilai menyebabkan kultur profesionalisme hilang dan membuat BUMN tak maju, Kementerian BUMN sebaiknya dibubarkan saja.
Usulan itu disampaikan Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi Golkar, Maman Abdurrahman, di Jakarta, Ahad (17/2021).
"Oleh karena itu merespons Pidato Pak Jokowi, saya mendorong agar Kementerian BUMN dibubarkan lalu diubah menjadi badan saja atau super holding yang posisi nya di bawah Kementerian Teknis," kata Maman Abdurrahman.
Maman menilai para direksi BUMN selama ini lebih tunduk kepada Kementerian BUMN karena yang bisa mencopot jabatan mereka.
Padahal, sehari-hari teknis dan operasional perusahaan BUMN berhubungan dengan kementerian teknis sesuai bidang kerjanya.
"Contohnya PLN, Pertamina, PGN, INALUM tanyakan saja dengan semua Direksi apakah mereka pernah berkoordinasi dengan dirjen masing masing di Kementerian ESDM? Bahkan mereka cenderung sering sekali berbeda," kata Maman.
Maman mengatakan, kondisi tersebut membuat para direksi BUMN jadi memiliki budaya kerja asal bapak senang (ABS). Misalnya dengan menuruti perintah Kementerian BUMN terlepas tepat atau tidak.
Itu terjadi karena direksi perusahaan BUMN takut dicopot dari jabatannya.
"Mereka akan lebih memilih untuk baik-baik saja dengan Kementerian BUMN apapun perintah kementerian BUMN terlepas itu tepat atau tidak tepat. Kecenderungannya mereka akan ikut saja yang penting jabatan mereka tidak diganti," kata Maman.
Berkaca dari itu, Maman menilai sebaiknya Kementerian BUMN dibuat menjadi super holding yang posisinya di bawah kementerian teknis.
Tugas pokok dan fungsi super holding itu nanti hanya sebatas kordinasi, konsolidasi serta sinergisitas antara perusahaan BUMN.
"Para direksi direksi BUMN ke depan bisa bekerja dengan tenang tanpa khawatir dengan dualisme dua kementerian serta terbangun profesionalisme maupun berorientasikan kepada performance kinerja korporasi," kata Maman.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo kecewa dengan perusahaan BUMN yang seolah tidak berani berkompetisi dan bersaing. Padahal, dia berharap BUMN mengalami kemajuan lebih pesat di era kemajuan teknologi seperti sekarang.
Dia pun tidak ingin Menteri BUMN Erick Thohir memberikan bantuan penyertaan modal negara (PMN) kepada perusahaan BUMN yang sakit.
"Kalau Pak Menteri (BUMN) 'Pak ini ada seperti ini perusahaan kondisinya, BUMN', kalau saya langsung, tutup saja" lanjut Jokowi.
Di tengah kritik dari Presiden Jokowi, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut kinerja seluruh BUMN jauh lebih baik di Semester I/2021 dibandingkan Semester I/2020. Hal itu ditunjukkan kenaikan laba bersih Semester I/2021 mencapai 356 persen dibandingkan dengan Semester I/2020.
Erick mengatakan, secara keseluruhan kinerja keuangan portofolio seluruh BUMN membaik signifikan di paruh pertama 2021 saat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Kinerja Semester I/2021 meningkat 356 persen dibandingkan Semester I/2020. Bahkan, lebih besar jika dibandingkan dengan kinerja 2020," kata Erick Thohir dalam keterangan resmi, Sabtu (16/10).
Sumber: JPNN/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun