JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Puluhan tahun lalu, jauh sebelum mobil listrik atau Electric Vehicle (EV) menjadi tren kendaraan yang ramah lingkungan, Mercedes-Benz ternyata sudah pernah membuatnya. Bahkan sudah beberapa kali dipamerkan di seluruh dunia.
Dimulai dengan Hanover Fair pada tahun 1990 denhan membawa mobil varian listrik seri 190E yang berbasis pada model W201. EV yang digadang-gadang sebagai kendaraan masa depan itu ternyata sudah dipikirkan Mercedes-Benz dari jauh-jauh hari.
Dilansir dari AutoEvolution, Ahad (17/5), gagasan tentang kendaraan berpenggerak listrik dari Mercedes-Benz sudah muncul pada 1990. Saat itu, kondisi mobil listrik Mercedes-Benz boleh dikatakan masih ‘mentah’ jauh dari kata canggih dari pada EV yang kita lihat saat ini. Meski demikian, keberadaan mobil listrik Mercedes-Benz saat itu boleh dikatakan adalah cikal bakal kendaraan listrik Mercedes saat ini.
Gagasan tentang kendaraan berpenggerak listrik dari Mercedes-Benz sudah muncul pada 1990. Saat itu, kondisi mobil listrik Mercedes-Benz boleh dikatakan masih 'mentah' jauh dari kata canggih
Varian pertama dari mobil listrik Mercedes-Benz saat itu yakni 190E menggunakan beberapa drivetrain listrik, berdasarkan energi tinggi, baterai berbahaya yang menggunakan natrium-nikel klorida atau natrium belerang, yang mendapatkan energinya termasuk dari stasiun pengisian ulang bertenaga surya.
Tenaga mobil listrik Mercedes-Benz saat tentu saja tidak besar. Dikatakan, EV Mercedes 190E saat itu hanya memiliki daya 44 tenaga kuda dengan pengereman regeneratif dan dua motor DC magnet permanen yang dipasang pada masing-masing roda belakang.
Pada akhirnya, tidak ada varian 190E Mercedes yang hadir ke pasaran. Mercedes membenamkan diri dalam proyek-proyek lain selama beberapa dekade, termasuk beberapa yang melibatkan tenaga hidrogen sampai EV kini justru benar-benar menjadi tren baru yang banyak dibahas.
Sampai pada saat ini, Mercedes-Benz tampaknya ingin mencoba menjelaskan mengapa pihaknya tak memasarkan mobil listrik sejak dulu dan menjadi merek pertama yang membesut mobil listrik. Dan semuanya bermuara pada teknologi yang tersedia saat itu.
“Pertanyaannya tetap mengapa kendaraan listrik sekarang menjadi mapan dan mengapa mereka tidak lepas landas berdasarkan proyek pada waktu itu,” kata produsen mobil itu.
“Umur layanan baterai, jangkauan, daur ulang, pengisian infrastruktur dan harga kendaraan adalah tantangan yang dihadapi oleh E-Mobility dalam perjalanan ke seri produksi saat itu,” jelas pihak Mercedes-Benz.
Meski telah berlalu dan menjadi sejarah, jauh melangkah ke saat ini, Mercedes-Benz tampaknya telah siap untuk benar-benar mewujudkan mobil listriknya ke pasaran. Hal tersebut ditunjukan dengan seri EQC yang dikabarkan siap mengaspal tak lama lagi.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman