GARUDA DATANGKAN 23 PESAWAT BARU

Garuda Raih Untung Rp 1,03 Triliun, karena Tekan Efisiensi

Ekonomi-Bisnis | Kamis, 18 Februari 2016 - 10:15 WIB

Garuda Raih Untung Rp 1,03 Triliun, karena Tekan Efisiensi

JAKARTA (RIAUPOS.CO)-Strategi efisiensi konsisten yang dijalankan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membuat beban usaha perseroan berkurang 10,9 persen menjadi 3,731 miliar dolar AS. Tak cuma itu saja, Garuda juga berhasil meraih laba bersih 76,480 juta dolar AS atau sama dengan Rp1,03 triliun (kurs Rp 13.480 per USD).

Berdasarkan laporan keuangan 2015, GIAA meraih pendapatan usaha 3,814 miliar dolar AS. Pendapatan itu berkurang 3 persen bila dibandingkan pada perolehan 2014. Kendati begitu, perseroan melaksanakan penghematan sehingga beban usaha berkurang dari realisasi 2014 sebesar 4,292 miliar dolar AS.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Hampir semua pos beban bisa ditekan. Mulai biaya operasional penerbangan, pemeliharaan dan perbaikan pesawat, beban tiket, penjualan dan promosi, biaya bandara, biaya pelayanan penumpang, hingga operasional jaringan.

Garuda juga menerapkan strategi jangka pendek yang disebut quick wins 2015. Tiga poin utama ialah revenue generator, cost efficiency, dan optimizing capital structure. Revenue generator dilaksanakan dengan restrukturisasi rute yang dianggap tak efisien lalu digantikan rute baru yang lebih mendatangkan keuntungan. Cost efficiency ialah memangkas biaya nonbahan bakar dengan target penghematan 200 juta dolar AS. Capital structure berupa reprofil utang dengan bridge financing facility 500 juta dolar AS.

Usaha-usaha penghematan iini berhasil mengatasi kerugian selisih kurs yang meningkat 15,213 juta dolar AS serta beban lain-lain mencapai 70,327 juta dolar AS. Hasilnya, GIAA sukses meraih laba bersih 76,480 juta dolar AS dari setahun sebelumnya yang rugi 370,045 juta dolar AS. Laba bersih per lembar saham tercatat 0,00296 dolar AS atau membaik dari rugi bersih per saham 0,01480 dolar AS pada tahun sebelumnya.

Direktur Utama GIAA Arif Wibowo menjelaskan kepada pers, efisiensi menjadi kunci perseroan tahun 2016 ini. Perseroan diuntungkan dengan harga avtur yang mulai turun. Namun, untuk memenangi kompetisi, GIAA harus tetap konsisten dengan efisiensi.

Tahun 2016 ini perusahaan negara ini mendatangkan 23 pesawat baru, sedangkan 2015 lalu hanya 18 pesawat. Penambahan pesawat baru ini ialah upaya ekspansi yang aman sekaligus alat untuk efisiensi biaya bahan bakar.

Laporan : gen/c14/noe/pda/jpnn

Editor     : Aznil Fajri

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook