PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Provinsi Riau mengklaim kebakaran kilang minyak Pertamina RU II Dumai tidak berpengaruh pada pasokan minyak di daerah. Pasalnya, kondisi tersebut tentunya akan segera dicarikan solusi terbaik.
Informasi itu disampaikan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Riau Said Mukri kepada Riau Pos, Senin (17/2) di Kantor Gubernur Riau. Menurutnya, permasalahan tersebut merupakan kewenangan pertamina selaku BUMN.
Dia juga mengaku tidak dapat memberikan keterangan secara detail terkait insiden kebakaran kilang minyak tersebut. Pasalnya, pihaknya belum mendapat laporan secara terperinci untuk menindaklanjutinya.
‘’Secara teknis kita belum dapat berkomentar banyak. Karena memang hubungannya langsung ke Pertamina, kita dari pemerintah hanya memfasilitasi. Namun, untuk gambaran kondisi minyak kita tetap aman,’’ imbuh Mantan Kadispenda Riau itu.
Kendati demikian, dia menilai insiden tersebut diharapkan tidak terjadi lagi. Pasalnya, sistem yang diterapkan dalam proses kilang minyak pada prinsipnya menerapkan sistem security dan penyangga yang sesuai standar opersional prosedur (SOP).
Dengan tahapan itu, proses tersebut pada prinsipnya dapat dieliminir dengan tingkat keamanan yang baik. Sehingga, insiden tersebut tidak terjadi lagi.
Selain itu, dia mengimbau seluruh pihak terkait untuk lebih meningkatkan proses keamanan. Dalam hal ini, Pemerintah Provinsi Riau akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. ‘’Kita menghimbau agar tingkat safety lebih ditingkatkan,’’ imbuh Said.
Seperti diberitakan sebelumnya, kilang Pertamina RU II Dumai, Jalan Putri Tujuh, Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai, Ahad (16/2), sekitar pukul 22.10 WIB mengalami ledakan besar. Ledakan disusul dengan kobaran api setinggi 25 meter dan asap tebal.
Sementara itu, mengenai masyarakat sekitar yang protes dan memita relokasi, Guntur mengungkapkan akan segera dilakukan pertemuan untuk membahasnya.’’Dengan Pemko (Dumai) instansi terkait, LAM, dan TNI memediasi tuntutan masyarakat tersebut,’’ tutup Kabid Humas.
Pihak kepolisian menegaskan tak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa kebakaran pipa pendingin di kilang minyak PT Pertamina RU II di Jalan Putri 7 Dumai, Ahad (16/2) pukul 21.45 WIB.
Demikian dikatakan Kapolda Riau, Brigjen Pol Condro Kirono MM MHum melalui Kabid Humas, AKBP Guntur Aryo Tejo kepada Riau Pos, Senin (17/2).’’Tidak ada korban jiwa maupun korban luka,’’ ucap Guntur.
Dia memaparkan, kebakaran ini terjadi di kilang minyak PT Pertamina RU II di Jalan Putri 7 Dumai. Saat kejadian, terdengar bunyi ledakan dan muncul semburan api di heater 211. ‘’Pemadaman dilakukan oleh Pertamina, pukul 23.00 WIB api bisa dipadamkan,’’ kata Guntur.
Sesaat setelah kejadian, lanjut Guntur ada sekitar 500 orang warga di sekitar lokasi kebakaran asal Kelurahan Tanjung Palas dan Jaya Mukti mendatangi Pertamina.’’Mendatangi Gate II untuk meminta penjelasan dari GM Pertamina. Ini sudah dijelaskan dengan baik,’’ lanjutnya.
Meski begitu, massa kemudian bergeser ke Gate I, Kilang PT pertamina dan melakukan orasi meminta relokasi dari kilang.’’Sudah dijelaskan pada masyarakat bahwa itu belum perlu. Yang menjelaskan Senior Manager Afdal Marta. Setelah itu massa berangsur meninggalkan tempat,’’ papar Kabid Humas.
Terkait kebakaran ini, polisi masih melakukan penyelidikan tentang sebab terjadinya.’’Kerugian belum bisa ditaksir, penyebabnya masih dalam penyelidikan. Tindakan kepolisian melakukan olah TKP melihat pemicu atau faktor penyebab,’’ ucapnya.
Disnaker Bentuk Tim Investigasi
Untuk mengetahui penyebab terbakarnya kilang minyak milik PT Pertamina RU II pada Ahad (16/2) pukul 22.20 WIB, maka tim pengawasan dan syarat kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) Dumai langsung melakukan investigasi ke lapangan, Senin (17/2).
“Pada hari ini kita melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab terjadinya kebakaran serta melakukan pendataan bila terdapat korban akibat ledakan,” jelas Kabid Pengawasan Disnaker Muhammad Fadli.
Untuk mendapatkan keterangan itu, maka langsung melakukan investigasi ke PT kilang Pertamina Dumai. “Pasca kejadian ledakan dan sampai saat ini Pertamina sendiri belum memberikan laporan ke Disnaker terkait insiden tersebut,” ucapnya.
Ditegaskan Fadli, sebenarnya kejadian ini bukan yang pertama kalinya, tapi karena sebelumnya kejadian serupa pernah terjadi yang menyebabkan beberapa orang mengalami luka bakar serius namun banyak yang ditutupi.
‘’Untuk kali ini kita inginkan pihak Pertamina transparansi,’’ tukasnya.
Sementara General Affairs Manager PT Pertamina UR II Dumai, Yan Syukhrial mengakui terjadi flash (nyala api) di Hydrocracker Unit (HCU) Unibon # 221. Di mana pada pukul 22.20 WIB, Hydrocracker Unit Unibon # 221 sedang proses start up pasca stop, kemudian pada saat menaikkan temperatur, terjadi flash di Heater-1.
Heater adalah peralatan untuk menaikkan temperatur bahan baku dengan cara pembakaran di dalam ruang tertutup.
“Setelah kejadian tersebut unit HCU Unibon n# 221 langsung dihentikan operasinya dan dilakukan pemadaman oleh Tim Pemadam TU II,” jelasnya. Api dapat dipadamkan sekitar pukul 23.38 WIB atau setelah satu jam lebih semenjak api membesar.
Disebutkan Yan pula bahwa tidak ada dampak dari kebakaran itu. “Secara keseluruhan unit yang lain masih beroperasi dengan normal. Kilang minyak Puteri Tujuh Pertamina UR II Dumai masih memproduksi bahan bakar minyak (BBM) untuk kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Dari pengecekkan yang dilakukan Riau Pos ke RS Pertamina Dumai, memang tidak ada tanda-tanda adanya perawatan korban jiwa atau pun korban luka. Petugas resepsionis yang ditanyai memastikan tidak korban dari kebakaran di kilang yang masuk. ‘’Tidak ada korbannya yang masuk,’’ ujar seorang petugas wanita.
Seperti biasa, kawasan rumah sakit yang berjarak sekitar 0.5 km dari pintu gerbang komplek perumahan Pertamina Bukit Datuk, sepanjang siang kemarin tampak sepi. Di halaman depan hanya ada empat mobil yang parkir, sementara di belakang tiga mobil, serta belasan sepeda motor.
Ditengok pada sejumlah ruangan perawatan, juga tidak ada ruangan yang ramai dengan pengunjung atau keluarga pasien. ‘’Tidak ada korban dari kilang itu,’’ sebut seorang perawat.(rio/afr/ali/rpg/eca)