Selektif Manfaatkan Peluang

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 17 November 2015 - 12:01 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan tergantung gerak market global. Terutama Dow Jones Industrial (DJI) yang memasuki fase koreksi. Namun, apa benar DJI pasti akan turun tidak ada yang bisa menggaransi. Yang pasti, kalau indeks turun masih akan dijaga pada level terbawah di kisaran 4.422.  ”Teror Paris bukan satu-satunya komponen penentu indeks. Masih banyak faktor lain yang ikut andil menekan inds,ek”¯ ungkap Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo di Jakarta kemarin.

Selanjutnya, lanjut Satrio, kalau misalnya DJI ambles hingga lebih dari 2 persen, potensi indeks menuju kisaran 4.350 amat terbuka. Peluang itu kalau ditilik lebih seksama, kemungkinan itu belum tertutup. Apalagi, DJI sedang dalam tren turun dan masih ada ruang untuk turun.  Dalam kondisi demikian, saham lapis pertama dihajar dan lapis kedua dijaga kalangan bandar. ”Jadi, selektif dan jeli memanfaatkan peluang,” saran Satrio.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Sinarmas Sekuritas melansir indeks akan bergerak mixed di kisaran 4408-4486. Indeks akan menanti rilis suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) dengan perkiraan stagnan ke level 7,5 persen. Saham-saham dapat diperhatikan semacam Semen Indonesia , Lippo Karawaci, Gudang Garam, dan Gajah Tunggal.

Mandiri Sekuritas mencatat indeks kemarin 30 poin (0,69 persen) ke posisi 4.442. Sebanyak 80 saham naik, 179 saham turun, 75 saham tidak bergerak, dan 225 saham tidak ditransaksikan. Investor membukukan transaksi Rp 3,55 triliun, terdiri atas transaksi reguler Rp2,77 triliun, transaksi negosiasi Rp783,63 miliar, dan transaksi tunai Rp 6 juta. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih Rp 408,72 miliar.

Seluruh 10 indeks sektoral melemah, dipimpin sektor aneka industri melepuh 2,29 persen dan sektor tambang anjlok 1,5 persen. Saham sektor aneka industri paling terkoreksi adalah PT Sepatu Bata Tbk minus 3,92 persen ke Rp 980 dan PT Pan Brothers Tbk  tekor 3,81 persen menjadi Rp 505. Pada sektor tambang, saham paling melemah adalah PT Golden Eagle Energy Tbk defisit 9,76 persen ke posisi Rp 222 dan PT Resource Alam Indonesia Tbk tekor 6,98 persen menjadi Rp 600.

Mayoritas indeks saham Asia terkoreksi. Kondisi itu ditunjukkan indeks Nikkei225 Jepang minus 1,04 persen, indeks Kospi Korsel melemah 1,53 persen, dan indeks Hang Seng Hong Kong terkoreksi 1,72 persen.(far/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook