JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Terungkapnya kasus dugaan suap terkait pembangunan mega proyek Meikarta membuat saham-saham perusahaan Lippo Group yang melantai di bursa, berguguran pada penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, kemarin (16/10). Di antaranya, saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) yang merupakan pengembangan Meikarta, terperosok paling dalam atau mencapai sebesar -185 ppin atau 13,36 persen
Kemudian saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) terperosok -16 poin atau 5,52 persen. Saham-saham lainnya, seperti saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) juga menurun masing-masing, -4 poin atau 2,37 persen dan -120 poin atau 4,76 persen.
Selain itu, saham-saham Lippo Group yang juga berjatuhan adalah saham PT Lippo Securities Tbk (LPPS) yang menurun -4 poin atau 4,04 persen dan saham PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) -25 poin atau 3,16 persen. Sementara enam saham Group Lippo lainnya stagnan dan ada juga yang mengalami kenaikan, seperti saham PT Star Pasific Tbk (LPLI) yang naik +4 poin atau 2,8 persen.
Lalu, saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang masih positif +50 poin atau 0,83 persen dan saham PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) +5 poin atau 0,55 persen. Sementara saham yang tidak bergerak adalah PT Gowa Makassar Development Tbk (GMTD), PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) dan PT Multipolar Tbk (MLPT).
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta mengatakan, anjloknya saham LPKR dan LPCK kemarin, merupakan sentiment dari adanya kasus dugaan suap yang melibatkan Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin tersebut. Sentimen negatif para investor terhadap saham-saham tersebut akan terus berlangsung jika pada rilis laporan keuangan Grup Lippo kedepan, menunjukkan kinerja yang menurun.
“Selain itu, kasus ini menunjukkan Grup Lippo tidak menerapkan prinsip good governance yang menyebabkan rendahnya tingkat kepercayaan para pelaku investor, apalagi ada pelanggaran hukum yang menimpa petinggi Lippo,” jelasnya kepada JPG, kemarin (16/10).
Meski begitu, lanjut Nafan, ada kemungkinan saham-saham Lippo Group tersebut bisa kembali rebound jika pada rilis laporan keuangan ke depan, terdapat kenaikan kinerja perusahaan yang cukup signifikan. Di sisi lain, KPK juga diharapkan mampu mengusut kasus dugaan suap ini secara adil dan transparan.
Kedua hal tersebut mampu mengembalikan kepercayaan investor. “Ya dengan supremasi hukum yang benar-benar ditegakkan dengan baik, kepercayaan investor bisa perlahan-lahan akan pulih,” katanya.
Senada, Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengungkapkan, kasus dugaan suap tersebut memang berdampak buruk bagi kinerja saham-saham Lippo Group. Dia menekankan, jika pihak Lippo tidak segera memberikan keterangan pada publik, maka dikhawatirkan kinerja saham akan semakin anjlok dan terancam mengalami suspend oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).(ken/agf/das)