Riau Pos Online - Banyaknya pabrik yang membutuhkan pasokan susu sapi segar membuat harga terangkat. Dampaknya, selain faktor alami, produksi susu sejak Juli kemarin mengalami peningkatan hingga sekarang mencapai 1.000 ton per hari.
Awal tahun lalu, produksi susu rendah hanya 800 ton per hari dan sempat naik menjadi 900 ton per hari.
Ketua Bidang Usaha Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jatim Sulistyanto mengatakan peternak. sangat membutuhkan rangsangan, terutama dari segi harga. Karena itu, ketika pabrik susu mematok harga yang lebih tinggi dari sebelumnya itu sudah memberi angin segar bagi para peternak.
"Produksi susu sapi segar kita sempat turun sehingga menjadi 800 ton per hari. Kemudian naik 900 ton per hari. Nah, adanya peningkatan harga membuat produksi susu terus naik hingga sekarang menjadi 1.000 ton per hari," katanya kemarin (16/8).
Kenaikan harga itu dipicu oleh kebutuhan pabrik yang terus meningkat. Ditambah, ada pabrik susu yang siap menampung susu produksi peternak pada bulan ini. "Tentu ini menjadi motivasi bagi para peternak yang menganut harga tertinggi dalam menjual hasil produksi mereka. Dan, sudah menjadi hak koperasi untuk melakukan transaksi yang menguntungkan bagi para anggota. Jadi, tidak ada paksaan harus menyuplai ke satu pabrik tertentu," urai dia.
Harga Jengkol Ogah Turun
Dalam pada itu, pasca lebaran sejumlah kebutuhan pokok, seperti sayuran mulai mengalami penurunan harga. Namun tidak halnya dengan Jengkol di pasar Tenjolaya, Bogor. Jengkol
masih tetap bertahan di harga Rp45 ribu mengalahkan daging yang hanya dijual Rp27 ribu per kilogram.
Salah satu pedagang sayuran, Komar (38) mengaku, lega sebab sejumlah harga kebutuhan pokok sudah mulai normal. Awalnya, cabai rawit dijual Rp45 ribu menjadi Rp25 ribu per kilogram, cabai merah dari Rp50 ribu jadi Rp18 ribu per kilogram.
Sedangkan, bawang merah dari Rp70 ribu menjadi Rp45 ribu per kilogram. “Semoga jelang Idul Adha tak naik lagi,” ungkapnya.(jpnn)