’’Meningkatkannya laju kredit didorong kondisi politik dan keamanan yang stabil setelah pelaksaan pemilu, dan risiko penyaluran kredit yang relatif rendah,’’ kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Onny Widjanarko dalam keterangan resminya, Rabu (17/7/2019).
Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan tersebut terutama bersumber dari kredit investasi dan kredit konsumsi. Pada triwulan III-2019 pertumbuhan kredit baru diprakirakan meningkat, didorong oleh optimisme terhadap kondisi ekonomi yang menguat.
Sejalan dengan prakiraan meningkatnya pertumbuhan kredit baru, kebijakan penyaluran kredit pada triwulan III-2019 diprakirakan lebih longgar. Terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 0,8 persen, lebih rendah dibandingkan 12,4 persen pada triwulan sebelumnya.
Pelonggaran standar akan dilakukan terhadap seluruh jenis kredit, dengan aspek kebijakan penyaluran kredit yang akan diperlonggar antara lain jangka waktu kredit dan agunan. Selain itu, hasil survei mengindikasikan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2019. Responden memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2019 akan mencapai 11,2 persen.
’’Optimisme tersebut didorong oleh prakiraan relatif rendahnya risiko penyaluran kredit, serta masih terjaganya rasio kecukupan modal dan likuiditas bank,’’ tukasnya.(igmanibrahim)