JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pemerintah pusat menggarap serius potensi pariwisata Indonesia. Tidak hanya pembenahan di dalam negeri, pemerintah juga melakukan berbagai bentuk promosi baik di dalam maupun luar negeri. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengalokasikan anggaran untuk belanja iklan dan promosi wisata nasional sebesar Rp4 triliun di tahun anggaran 2016.
Anggaran sebanyak itu akan dihabiskan untuk memasang iklan dan promosi di sejumlah media elektronik, media cetak, online, promosi terbuka yang tersebar sejumlah negara Asia Pasifik potensi wisatawan mancanegara (wisman).
”Dalam melakukan promosi ada kriterianya. Misalnya negara Cina, pasarnya besar pertumbuhannya juga besar,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kemenpar I Gde Pitana di Jakarta Selasa (16/2/2016).
Mantan Direktur Pemasaran Luar Negeri tersebut menjabarkan, berbagai media yang dijadikan tempat bekerja sama meliputi CNN, CNBC, BBC, Fox, MTV Asia, TV Singapura, Malaysia, TV di Timur Tengah, TV Australia dan lain-lain.
Juga termasuk Online Google, Youtube, TripAdvisor, Baidu, di media cetak dan media ruang umumnya tampil pada bulan Maret di berbagai kawasan yang amat potensial sebagai pasar wisman bagi Indonesa. ”Untuk di Cina kita bekerjasama dengan Engkong Baidu,” jelasnya.
Sementara kegiatan promosi termasuk pengiriman misi penjualan, pihaknya melaksanakan dan atau mengikuti festival dan pameran di kuartal pertama periode Januari-Maret sudah mulai dilakukan. Salah satunya pameran ada yang sasarannya masyarakat umum, ada yang sasaran bisnis to bisnis (B to B). Selain itu juga even promosi pariwisata minat khusus dan MICE.
Program lainnya untuk menarik wisman, Kemenpar juga memiliki program Famtrip. Kegiatan mendatangkan para agen travel dan tur operator dari luar negeri dengan mengunjungi berbagai destinasi pariwisata Indonesia. Tujuannya seperti Bali, Indonesia barat dan timur.
”Promosi di kawasan Asia Pasifik akan diberikan bobot utama, sebagai sasaran pengembangan pemasaran pariwisata mancanegara, di dalamnya pasar the Greater China diberikan fokus utama,” ungkap Pitana.(nel/iil)
Laporan: JPG
Editor: Fopin A Sinaga