PEKANBARU (RP) — Jelang berakhirnya pengelolaan Blok Siak dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) akhir November nanti, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau lagi-lagi menegaskan agar daerah bersatu untuk merebut pengelolaan blok migas tersebut.

Pemprov sendiri akan mempercayakan pengelolaan Blok Siak kepada PT Riau Petroleum. Dan tanpa dukungan beberapa kabupaten/kota yang wilayahnya masuk dalam Blok Siak, usaha merebut blok itu tidak akan maksimal.

“Prosesnya semua ada di pihak Kementerian ESDM. Yang jelas Pemprov melalui Riau Petroleum sudah memasukkan proposal jauh-jauh hari untuk menyatakan kesiapan dalam mengelola (Blok Siak, red),” kata Asisten II Setdaprov Riau Emrizal Pakis kepada Riau Pos, Selasa (15/10).

Ditegaskannya, sinergi dan koordinasi antar-kabupaten/kota yang masuk dalam Blok Siak juga perlu dan harus dilakukan. Sebab, menurut mantan Kepala Bappeda Provinsi Riau tersebut Riau dengan kemampuan yang dimiliki sebenarnya memiliki kesempatan dalam mengelola sendiri potensi Migas.

“Hanya saja kita sering berebut dan tak jarang justru jadi batal sepenuhnya. Inilah yang harus ditangani sebelum wilayah Migas tersebut menjadi lahan terbuka,” sambungnya.

Emrizal juga meminta kepada pihak terkait agar menyiapkan kalkulasi sementara terkait potensi minyak dan keuntungan serta bagi hasilnya bagi daerah yang memiliki sumur di Riau.

“Harus dihitung, jadi jelas bagi hasilnya. Namun tentu upaya utama adalah bagaimana Blok Siak bisa dikelola sendiri oleh Riau,” harapnya.

Beberapa kabupaten/kota yang memiliki sumur Migas Blok Siak antara lain, Kampar, Bengkalis, Rohul dan Rohil.

Mengenai kesiapan Riau Petroleum, Emrizal katakan, badan usaha milik daerah (BUMD) itu telah melakukan persiapan internal.

Seperti menyiapkan sumber daya manusia hingga dukungan dana di mana Riau Petroleum sudah melaksanakan join venture dengan perusahaan swasta dari Singapura dalam rangka mendukung sisi finansial.(egp)