DBH Sawit Terkendala Kemenkeu

Ekonomi-Bisnis | Senin, 16 September 2013 - 08:45 WIB

Laporan Mario Kissaz, Pekanbaru mariokissaz@riaupos.co

Menteri Pertanian RI Dr Ir H Suswono MMA mengaku telah memperjuangkan usulan pembagian Dana Bagi Hasil (DBH) sawit untuk daerah penghasil seperti Riau. Usulan tersebut dinilai logis, namun masih terkendala di Kementerian Keuangan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’ Saya sudah kirimkan surat resmi, agar daerah penghasil mendapatkan pembagian yang proporsional.  Namun, alasanya sistem nomenklatur anggaran yang tidak memungkinkan untuk itu,’’ sebut anggota Dewan Syuro PKS saat diskusi di redaksi Riau Pos malam tadi.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut, General Manager Riau Pos Zulmansyah Sekedang, Kepala Dinas Perkebunan Riau Drs Zulher MS, Pemimpin Redaksi Riau Pos M Nazir Fahmi, Wakil Pemimpin Redaksi Riau Pos Asmawi Ibrahim, rombongan Kementerian Pertanian RI dan kru redaksi Riau Pos.

Suswono menilai penerapan DBH untuk daerah penghasil sudah pernah diterapkan di Malaysia.

Langkah tersebut memberikan hasil efektif untuk perbaikan infrastruktur, promosi dan pengembangan inovasi. Hal tersebut terlihat dengan adanya temuan penilitian ahli di Malaysia yang dapat menghasilkan produktivitas hasil perkebunan kelapa sawit mencapai 14 ton per hektare per tahun.

‘’ Mungkin pembagian itu ada untuk Riau, tapi belum maksimal sebagai daerah penghasil sawit terbesar di Indonesia,’’ urainya.

Suswono juga mengatakan pangan masih menjadi ‘’ pekerjaan rumah’’ yang perlu sinergitas seluruh pihak terkait dalam menuntaskannya. Salah satu poin yang menjadi substansi adalah kondisi lahan pangan yang relatif terbatas.

‘’ Prediksi keperluan pangan pada 2045 meningkat mencapai 70 persen dari sekarang. Ini menjadi warning bagi seluruh negara untuk memperkuat ketanahan pangannya. Dalam konteks ini, pertanian menjadi tulang punggung. Namun, ini bukan hanya tanggung jawan Kementerian Pertanian, tetapi sudah harus menjadi lintas kementerian dan bersinegi bersama pemerintah daerah,’’ papar Mentan saat mengunjungi redaksi Riau Pos, Ahad (15/9) malam di Pekanbaru.

Untuk menjawab permasalahan tersebut, Kementerian Pertanian sudah mencarikan beberapa solusi.

Seperti dengan menyusun target sukses untuk swasembada di lima komunitas pokok. Baik beras, jagungm kedelai, gula dan daging sapi.

‘’Untuk beras relatif aman. Pada 2012, kita surplus 5,6 juta ton. Impor masih terjadi, karena stok pangan di Bulog yang memerlukan cadangan beras. Dari data yang kita miliki produksi beras mencapai 39 juta ton, sementara keperluan kita hanya 33,5 ton,’’ urai politikus Partai Keadilan Sejahtera itu.

Dengan capaian tersebut, produktifitas Indonesia masih di atas Thailand. Hanya saja,  penduduk Indonesia empat kali jumlah penduduk Thailand. Dari informasi tersebut, permasalahan yang dialami adalah keterbatasan lahan untuk pengembangan pangan.

Kondisi yang sama juga dirasakan untuk komoditi jagung, kedelai dan daging sapi dan gula. Selain permasalahan keterbatasan lahan, rendahnya angka komoditi impor juga menyebabkan program swasembada pangan terus menjadi sorotan.

”Kami tidak merasa malu mengatakan jika target tidak tercapai. Petani dengan 0,3 ha lahan tidak akan sejahtera. Tapi, bukan masalah capaiannya, tapi apa kendala dan bagaimana mencarikan solusinya,’’ imbuh pria kelahiran Jawa Tengah itu.

Solusi lain yang diperlukan, adalah diversifikasi pangan dan peningkatan daya saing. Ia juga mengharapkan pemerintah daerah dapat bersinergi dalam mengampanyekan pengurangan konsumsi nasi.

Hadir di Rakernas Kadin

Kedatangan Menteri Pertanian RI, Suswono ke Riau menghadiri Rapat Kerja Nasional Kadin Indonesia Bidang Agribisnis dan Pangan Bersama Bidang Lingkungan Hidup, Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan yang diadakan di Hotel Pangeran, Pekanbaru pada Senin-Selasa (16-17/9).

Acara Rakernas ini mengusung tema pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan sebagai kunci utama peningkatan produksi dan produktivitas satu juta petani melalui pola kemitraan inti-plasma dengan dukungan inovasi pembiayaan yang dihadiri Hatta Rajasa, Gita Wirjawan, MS Hidayat, Suswono, Zulkifli Hasan, Frannky O Widjaja, Shinta W Kamdi, Suryo B Sulisto, G Sulistiyanto, Aviliani, Franciscus Welirang, ajudan Menko Perekonomian dan ajudan Menteri Kehutanan. Rakernas ini juga dihadiri 5 duta besar negara sahabat.(*5/ade)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook