WABAH VIRUS CORONA

Ini Tips Atur Keuangan Karyawan

Ekonomi-Bisnis | Kamis, 16 April 2020 - 16:00 WIB

Ini Tips Atur Keuangan Karyawan
ILUSTRASI

BAGIKAN



BACA JUGA


JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Dampak penyebaran virus corona Covid-19 membuat sebagian perusahaan menerapkan kebijakan WFH (work from home/bekerja dari rumah). Bagi karyawan, dengan WFH tentunya ini memberikan suka duka tersendiri.

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia memandang, sebetulnya, WFH juga membawa keuntungan dalam bentuk penghematan biaya transportasi dan waktu yang biasanya dihabiskan saat perjalanan ke kantor. Kelebihan waktu dan dana transportasi harus dikelola dengan baik, agar tidak karena iseng, Anda menghabiskan waktu dan uang untuk belanja online, misalnya membeli barang-barang yang bukan kebutuhan utama.


Investment Specialist Dimas Ardhinugraha menyampaikan, harus mulai dipikirkan jika seandainya efek pandemi ini berkepanjangan. Sehingga akan terjadi hal yang mengganggu keuangan keluarga. Ia pun berbagi tips bagaimana mengelola penghasilan yang didapat saat ini, ketika Covid-19 masih mewabah.

1. Bantu orang lain yang membutuhkan

Bagi yang saat ini masih menerima penghasilan utuh, ulurkan tangan Anda untuk membantu saudara kita yang kehilangan pekerjaan atau penghasilan, maupun untuk tenaga medis yang berhadapan langsung dengan penanganan Covid-19. Donasikan sebagian rezeki untuk membantu mereka. Berapa pun donasi Anda, akan sangat berarti bagi saudara kita dan keluarganya.

2. Siapkan dana darurat

Tidak ada yang tahu pasti kapan pandemi ini akan berakhir. Bagi karyawan yang saat ini masih memiliki pekerjaan dan menerima gaji secara utuh, manfaatkan rezeki ini dengan sebaik-baiknya.

“Saya sarankan untuk memprioritaskan dan sesegera mungkin mengisi penuh pos dana darurat. Dalam kondisi normal, umumnya dana darurat disiapkan untuk menutupi biaya hidup atau pengeluaran selama tiga hingga enam bulan,” kata Dimas.

Tapi saat ini kita berada dalam kondisi yang tidak normal. Seperti disampaikan di awal, tidak ada yang tahu kapan pandemi ini akan berakhir, dan apa dampaknya bagi keuangan keluarga ke depannya.

Jadi, pihaknya menyarankan, pertama, kurangi pengeluaran yang tidak perlu. Kedua, siapkan dana darurat untuk memenuhi kebutuhan hidup Anda bersama keluarga selama 6 bulan hingga 1 tahun.

“Saya tahu ini terdengar sangat besar dan berat. Apalagi harus disiapkan dalam waktu singkat. Tapi perlu diingat, ini bukan kondisi normal. Jika memiliki dana darurat yang cukup, bisa lebih tenang dalam menghadapi segala ketidakpastian yang mungkin terjadi di depan,” katanya.

Dalam menyiapkan dana darurat, bisa memanfaatkan beberapa sumber daya. Pertama, maksimalkan dari penghasilan bulanan.

Tingkatkan persentase atau porsi dari pendapatan untuk mengisi dana darurat. Misalnya, jika sebelumnya menyisihkan 5-10 persen, kali ini sisihkan 30-40 persendari penghasilan untuk mengisi pos dana darurat.

Angka ini hanya perumpamaan ya. Sesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing. Untuk menambah porsi pos dana darurat, Anda bisa mengambil dari pos transportasi, pos gaya hidup (makan di luar, nonton bioskop, liburan, kumpul bareng teman), dan lain-lain.

Kedua, manfaatkan Tunjangan Hari Raya (THR). Sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadan, diikuti hari raya Idul Fitri.

Kalau mendapatkan THR, alokasikan mayoritas dana THR untuk mengisi pos dana darurat. Jangan mudik dulu.

Dana untuk mudik, beli baju baru atau kue-kue lebaran bisa digunakan untuk memaksimalkan isi pos dana darurat. Rayakan Lebaran secara sederhana.

3. Manfaatkan reksa dana pasar uang

Simpan dana darurat di tempat yang aman, mudah dicairkan atau likuid, dan tumbuh atau memberikan potensi imbal hasil. Disarankan untuk menyimpan dana darurat di reksa dana pasar uang.

Beberapa kelebihan reksa dana pasar uang di antaranya adalah sangat terjangkau cukup dengan minimal Rp 10 ribu, likuid (dana yang dicairkan akan masuk ke rekening tabungan nasabah dalam waktu yang telah ditetapkan dalam prospektus). Selain itu, tidak ada biaya masuk dan keluar, bukan objek pajak, dan memiliki potensi imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan tabungan atau deposito.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook