JAKARTA (RIAUPOS.CO)-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Darmin Nasution, menegaskan terlambatnya pemerintahan sebelumnya memperkuat industri, terutama industri hilirisasi tambang, menjadi salah satu penyebab ekonomi Indonesia melambat saat harga komoditas anjlok sekarang ini.
"Pemerintah SBY agak terlambat meng-enforce dan baru dimulai saat pemerintahan terakhir, sehingga momentumnya pada saat ekonomi dunia melambat dan buat komplikasi. Yang namanya hasil smelter, itu memerlukan ekonomi dunia yang sedang naik," ujar Darmin saat membuka Rapat Kerja Kementerian Perindustrian, di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (16/2/2016).
Selama belasan tahun, ujar Darmin, Indonesia banyak mengandalkan ekspor komoditas yang harga dan permintaannya sangat bergantung pada ekonomi Tiongkok.
"Kita kembangkan banyak pertambangan maupun perkebunan. Itu bersamaan dengan negara besar seperti Tiongkok. Kita nikmati dengan cepat hasil dari sumber daya alam, kita lupa kembangkan sektor industri yang sebenarnya merupakan tulang punggung," tegas Darmin.
Darmin menegaskan, siklus harga komoditas hampir tak pernah berumur panjang. Di bagian lain, ketika Indonesia menikmati tingginya harga komoditas, sektor industri malah jadi anak tiri.
"Sayangnya, super siklus enggak lama umurnya. Sejak 2011, kemudian harga-harga komoditi sumber daya alam (SDA) turun hingga hari ini, dan masih akan terus berlangsung karena ekonomi belum menunjukkan tanda-tanda mumpuni. Dalam situasi seperti itu, kita harus bisa jangan sampai membaik oleh arus yang merosot itu dan tidak ada jalan lain, sektor industri harus bangkit kembali," ujarnya.
Darmin mengatakan, dengan kondisi yang serba terlambat itu, mengingat pembangunan industri memerlukan jangka waktu yang lama, jalan keluar paling cepat saat ini ada pada peningkatan devisa lewat pariwisata dan perikanan.
"Kita masih bisa tingkatkan pariwisata dan perikanan. Dari deregulasi yang dihasilkan beberapa bulan terakhir, bahkan paket 10 ada DNI (Daftar Negatif Investasi) ada kebijakan yang coba dirancang agar pariwisata dan perikanan tumbuh," kata Darmin Nasution.
Laporan : dtfinance
Editor : Aznil Fajri