JAKARTA - Pelaksana Tugas Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan, memastikan, abu Gunung Kelud tak akan menganggu rute penerbangan di sekitar Sumatera. Hal itu dikatakan Bambang, menanggapi adanya informasi yang menyebutkan larangan penerbangan yang melewati rute di Barat Sumatera.
Ia menjelaskan, posisi debu vulkanis hingga saat ini telah mencapai Samudera Hindia di bagian barat Pulau Sumatera pada ketinggian 65 ribu kaki.
"Jadi dipastikan tidak menganggu rute penerbangan di sekitar Sumatera, karena penerbangan domestik maupun internasional umumnya berada pada ketinggian 30–35 ribu kaki," ucap Bambang, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (15/2).
Lebih lanjut Bambang mengatakan, terkait dampak letusan gunung berapi di penerbangan, pihaknya mengaku selalu terhubung dengan informasi yang detil dan selalu update dengan kondisi terkini.
"Misalnya terkait dengan kejadian meletusnya Gunung Kelud Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan selaku otroitas penerbangan sipil di indonesia telah mengeluarkan ASTHAM (Ash Volcanic Hazard to Airmen). ASTHAM ini merupakan dokumen yang berisi data titik-titik koordinat di dalam rute penerbangan yang terkena dampak debu vulkanis," beber Bambang.
Perumusan ATSHAM ini berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai lembaga diantaranya VAAC (Volcanic Ash Advisory Centre), BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofikasi) dan PVMBG (Pusat Vulkalogi dan Mitigasi Bencana Geologi) Badan Geologi.
Nah berdasarkan ASTHAM inilah kemudian Dirjen Perhubungan Udara mengeluarkan NOTAM (Notice to Airmen) kepada bandara yang terkena dampak, sehingga perlu berhenti operasi terlebih dahulu.
"Jadi tidak boleh sembarangan pihak menyampaikan informasi menyangkut dampak gangguan letusan gunung berapi terhadap penerbangan, informasi yang sepotong-sepotong tersebut dapat menimbulkan penafsiran yang salah di kalangan publik,” imbuh Bambang. (chi/jpnn)