DURI (RIAUPOS.CO) - Harga tandan buah segar (TBS) sawit di tingkat petani di Desa Petani Kecamatan Mandau hingga kini masih relatif stabil di kisaran angka Rp 1.000 per kilogram. Namun petani di daerah setempat mengeluhkan produksi TBS yang sangat jauh dari harapan.
“Saya masih mengelola empat haktare kebun sawit. Harga jual masih stabil di kisaran angka Rp 1.070 per kilogram sampai Rp 1.080 per kilogram. Tapi hasil sawit sangat jauh dari harapan,” kata Sopyan, pemuka masyarakat Desa Petani di Duri, Kamis (14/1).
Menurut Sopyan, salah satu penyebab rendahnya produksi sawit di kawasan setempat adalah kondisi tanah yang berpasir. Kenyataan tersebut diperparah pula oleh semakin menipisnya humus tanah.
“Di tempat kami di Dusun Tungkek Putek dan sekitarnya, kebanyakan tanahnya berpasir. Umur sawit yang masih memungkinkan untuk produksi adalah sepuluh tahun ke bawah. Di tanah berpasir itu,dipupuk atau tidak dipupuk, hasil sawit kami tetap tak jauh berbeda,” katanya lagi.
Dari empat hektare lahan sawit tersisa miliknya setelah dijual sebagian, Sopyan mengaku panennya hanya berkisar 600 per kilogram sampai 700 per kilogram saja sebulan. Jelas dengan hasil seperti itu, petani tidak akan bersemangat mengelola kebun sawitnya.
“Karena faktor tanah yang kurang mendukung tadi, mungkin akan jauh lebih menguntungkan kalau kami menanam ubi kayu dibanding berkebun sawit,” imbuhnya.(sda)
