SURABAYA (RIAUPOS.CO) - PT Pamerindo Indonesia kembali menghadirkan seri pameran Manufacturing Surabaya di Grand City Convention & Exhibition Center Surabaya, Rabu-Sabtu (13-16/7) besok.
Sebanyak 181 brand terkemuka di industri manufaktur ambil bagian dan siap menyambut lebih dari 4.800 pengunjung di pameran yang sempat vakum selama 2 tahun akibat pandemi Covid-19.
Geliat bisnis manufaktur secara nasional pasca-pandemi menunjukan pertumbuhan yang sangat baik. Sejalan dengan pertumbuhan nasional, ekspansi sektor manufaktur lokal pun terus meningkat. Di Jawa Timur, sektor industri memegang peranan yang sangat strategis dalam menopang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur, di mana 30,6 persen PDRB Jatim berasal dari sektor manufaktur.
"Manufacturing Surabaya 2022 merupakan wujud komitmen Pamerindo Indonesia untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan industri lokal. Khususnya Jawa Timur sebagai lead ekspor industri manufaktur. Kami berharap pameran ini dapat mendorong pertumbuhan industri lokal di tengah upaya resiliensi paska pandemi serta mendukung penguatan daya saing sektor manufaktur lokal," kata Events Director PT Pamerindo Lia Indriasari, Kamis (14/7).
Menurut Lia Indriasari, Manufacturing Surabaya 2022 menyuguhkan beragam informasi melalui seminar hybrid, serta peralatan dan perlengkapan industrial inovatif. Acara ini juga memungkinkan seluruh pelaku industri manufaktur untuk bertemu dan membuka peluang investasi serta kolaborasi bisnis.
Dikatakan Lia Indriasari, pada triwulan I 2022, pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur mengalami peningkatan signifikan sebesar 5,2 persen dibanding periode yang sama di tahun lalu. Peningkatan tersebut terdorong oleh kolaborasi dan sinergi berbagai pihak, termasuk di dalamnya industri manufaktur sebagai industri sekunder.
Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) Emil Elestianto Dardak menyampaikan, pihaknya kini berfokus pada percepatan pemulihan ekonomi dengan pembangunan infrastruktur daerah sebagai faktor utama yang mendukung mobilisasi dan interaksi berbagai sektor industri di Bumi Majapahit. Menurutnya, industri manufaktur adalah sektor yang tengah dibangun Pemprov Jatim sebagai upaya menggenjot kembali perekonomian di Jawa Timur.
Kata Emil, pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari peran krusial pemerintah daerah dalam memajukan industri dan sektor manufaktur lokal. Di mana, industri di Jatim yang bermuatan lokal kini memiliki pasarnya sendiri. Baik di dalam maupun luar negeri. "Untuk itu, pemerintah terus berupaya membangun dan mendorong sektor ini, agar semakin memiliki daya saing, kemandirian, dan inklusivitas untuk memulihkan ekonomi Jatim. Terlebih mengingat kondisi pelonggaran PPKM yang semakin meningkatkan produktivitas industri," jelasnya.
"Kami mengupayakan agar industri lokal menjadi kunci pertumbuhan ekonomi negara. Bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Pemprov Jatim menindaklanjuti wilayah-wilayah yang potensial untuk menjadi Desa Devisa. Desa Devisa adalah program besutan LPEI untuk pengembangan produk UKM – IKM yang berorientasi pada peningkatan kualitas dan perluasan pasar. Kami terus mendukung pertumbuhan industri manufaktur di Jatim. Dengan adanya pameran manufaktur seperti ini, diharapkan akan menjadi jembatan yang menghubungkan dan mewadahi berbagai bidang industri di Jatim," jelasnya.
Untuk diketahui, PT Pertamina Lubricant (PTPL), salah satu peserta pameran Manufacturing Surabaya juga menghadirkan produk-produk unggulan karya anak bangsa dengan nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi untuk produk pelumas segmen otomotif dan industri.
VP Domestic Industry PTPL Nugroho Setyo Utomo mengatakan bahwa dengan TKDN yang tinggi, produk pelumas Pertamina mampu bersaing secara kompetitif di pasar dan memiliki daya saing yang tinggi di industri nasional. PTPL juga mendukung program pemerintah dalam Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dengan terus menyuplai pelumas untuk segmen industri di sektor-sektor strategis di Indonesia. PTPL juga berkomitmen untuk memberi manfaat bagi lingkungan, mengimplementasikan bisnis yang hijau dan berkelanjutan.
"PTPL berkomitmen untuk menerapkan kebijakan Green Company dalam seluruh proses bisnis dimulai proses produksi, distribusi hingga produk sampai ke konsumen. Selain digitalisasi, kami juga bersinergi dengan masyarakat, berbagai komunitas, dan UMKM di mana kami beroperasi untuk menciptakan nilai tambah melalui program-program entrepreneurship perbengkelan dan program berbasis Creating Shared Value," jelasnya.(esi)