JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Tensi dan situasi politik yang mulai melandai disambut positif oleh pelaku usaha. Hal tersebut dianggap penting untuk mengembalikan kepercayaan investor setelah wait and see di musim pilpres lalu. Bukan hanya investor luar negeri, melainkan juga pelaku usaha dalam negeri.
”Situasi politik yang cepat reda membuktikan bahwa Indonesia sudah matang berdemokrasi. Itu bagus di mata investor,” ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi Sukamdani.
Menurut dia, stabilitas politik akan diikuti dengan kepercayaan investor. Harapannya, hal tersebut dapat tecermin pada penguatan rupiah atau sinyal positif di indeks harga saham gabungan (IHSG) di lantai bursa.
Menurut Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani, optimisme investor yang dibangun dari situasi politik sangat penting. Rosan menyebut investasi Indonesia masih cenderung tertinggal. ”PR kita meningkatkan investasi karena kontribusinya 34–35 persen dari pertumbuhan perekonomian,” ujar Rosan.
Cara menggenjot investasi itu adalah mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor. Dengan begitu, defisit transaksi berjalan (CAD) akan berkurang. Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance Bhima Yudistira menyebutkan bahwa rekonsiliasi politik akan membawa angin segar bagi perekonomian di Indonesia.
’’Ini menjadi sentimen yang positif bagi stabilitas makroekonomi. Jadi, pemerintah bisa lebih fokus untuk mendorong kinerja jangka menengah seperti menggenjot ekspor, menarik lebih banyak investasi, menurunkan defisit transaksi berjalan, dan stabilitas rupiah,’’ ucapnya.(agf/c17/oki/jpg)
Editor: Eko Faizin