Penimbunan 1.500 Liter BBM Digagalkan

Ekonomi-Bisnis | Kamis, 15 Maret 2012 - 09:01 WIB

Penimbunan 1.500 Liter BBM Digagalkan
Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol R Adang Ginanjar memeriksa barang bukti hasil tangkapan penimbunan BBM di depan Maporlesta Pekanbaru, Rabu (14/3/2012). (Foto: DEFIZAL/RIAU POS)

PEKANBARU (RP)- Jajaran Polresta Pekanbaru berhasil mengagalkan aksi penimbunan 1.500 liter bahan bakar minyak (BBM) di Jalan Pastoran, Kelurahan Palas, Rumbai, Pekanbaru, Rabu (14/3) kemarin. Meski berhasil menyita barang bukti, namun Polresta gagal menangkap BS, yang diduga sebagai pelaku penimbunan, karena melarikan diri saat penggerebekan. Sebanyak 1.500-an liter BBM yang disita ini terbagi atas 1.085 liter bensin dalam 31 jerigen dan 455 liter solar dalam 13 jerigen. Selain itu, turut disita pula, 13 jerigen kosong, satu drum kosong serta corong pengisi minyak.

‘’Penyitaan ini dilakukan atas kejelian petugas kepolisian dalam menindak para penimbun BBM. Akhirnya dapat kita ungkap penimbunan  1.500-an liter BBM jenis solar dan bensin dengan nilai sekitar Rp7 juta. BBM ini kita temukan pada penggerebekan di sebuah rumah warga Jalan Pastoran, Palas, Kecamatan Rumbai,’’ ujar Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Drs R Adang Ginanjar kepada wartawan, Rabu (14/3) petang kemarin.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Adang menjelaskan, penggerebekan ini dilakukan Rabu siang sekitar pukul 14.00 WIB. Saat anggota polisi melakukan penggerebekan di rumah BS, yang sekaligus menjadi tempat penimbunan BBM tersebut, BS berhasil melarikan diri. ‘’Saat kita tiba di TKP, pelaku penimbunan berinisial BS kabur dari sergapan, di rumahnya saat itu hanya istri dan anaknya. Saat ini kita masih memburu pelaku,’’ lanjut Kombes Pol Adang.

Modus operandi penimbunan BBM ini, dijelaskan Adang dilakukan pelaku dengan membeli menggunakan jerigen secara berulang-ulang. ‘’Pelaku menyuruh orang lain membeli minyak menggunakan jerigen ke beberapa SPBU dengan berpencar dan berulang-ulang. Setelah BBM didapat, pelaku membayar orang suruhan tersebut antara Rp500 sampai Rp1.000 per liter,’’ jelas Adang.

Setelah pembelian berulang-ulang, pelaku kemudian menimbun BBM ini dan menunggu hingga nantinya kenaikan harga berlaku. ‘’Dari sinilah pelaku akan mengambil keuntungan dengan menjual secara eceran,’’ lanjut Adang.

Terhadap penimbunan ini Kapolresta mengatakan, pelaku akan dijerat pasal 5 Undang Undang Nomor 22/2001 tentang Migas. Ditegaskannya, penindakan terhadap pelaku penimbunan tidak hanya sekali ini saja dilakukan. ‘’Pemantauan dan penindakan akan terus kita lakukan,’’ ungkapnya.  Hal ini dilakukan karena jika tidak digerebek, maka penimbunan akan terus terjadi jelang kenaikan BBM nanti.

Pelaku Dibekuk

Sementara itu, jajaran Polrses Siak, Selasa (13/3) dini hari kemarin berhasil membekuk pelaku tindak pidana penyalahgunaan BBM, yang terjadi di Desa Teluk Masjid, persisnya di APMS milik Samsul Bahri.

Dalam penangkapan itu disita barang bukti satu unit kapal tongkang yang masih berisikan minyak solar lebih kurang satu ton, satu unit kapal pompong yang bermuatan jerigen, satu unit tanki timbun yang berisikan minyak solar lebih kurang 20 ribu liter, empat buah tanki plastik ukuran 1.000 liter yang berisikan minyak solar, dan dua unit mesin Robin untuk menyedot minyak.

‘’Kami juga telah mengamankan seorang pelaku yaitu Abu Bakar bin Ilias, (43) warga Desa Teluk Masjid, Kecamatan Sungai Apit,’’ kata Kasubag Humas Polres Siak AKP R Simamora, Rabu (14/3) di Siak. Diungkapkan Simamora, dalam penangkapan ini terungkap, pelaku mendapat pasokan BBM tersebut dari hasil suplai tindak kejahatan. Yaitu bocoran atau istilahnya minyak kecing dari kapal tanker di laut, yang selanjutnya disalurkan ke kapal-kapal penadah. Pelaku saat ini masih dalam proses penyelidikan.

Dikatakan dia, pihaknya saat ini melakukan pengawasan intensif terhadap distribusi BBM, jelang kenaikan. Dari rapat koordinasi bersama Pemkab, pemilik SPBU, Polres Siak bersama tim terpadu telah melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap penyaluran BBM ini, karena jelang kenaikan biasanya marak aksi penimbunan.

‘’Kami tak ingin hal itu terjadi, makanya kami menempatkan petugas di setiap SPBU untuk mengawasi,’’ jelasnya.

Kendati sudah terjadi penangkapan, sebut dia, pihaknya tak ingin lengah, melainkan terus melakukan pemantauan mulai dari SPBU hingga ke pengecer.

Brimob Jaga SPBU

Sementara itu untuk mengawasi distribusi BBM jelang kenaikan, jajaran Polri benar-benar serius mengamankan kebijakan tersebut. SPBU dan depot pengisian BBM akan dijaga ketat. Tidak boleh ada sabotase atau spekulan yang memanfaatkan sisa waktu menjelang kenaikan.

‘’Petugas akan berjaga di tempat-tempat yang vital untuk distribusi. Jumlahnya nanti disesuaikan per Polda masing-masing, nanti juga akan dibagi personelnya apakah dari satuan seperti Brimob atau dari kewilayahan,’’ ujar Kadivhumas Polri Irjen Saud Usman Nasution, Rabu (15/03).  Polisi mewaspadai penumpang gelap isu kenaikan BBM yang melakukan upaya penimbunan perlahan-lahan. ‘’Karena itu, petugas akan koordinasi dengan SPBU-SPBU, dilarang pakai jerigen atau tangki penampung lain di luar batas konsumsi,’’ kata mantan Kadensus 88 Anti Teror itu.

Selain di lokasi pengisian dan depo, korps baju coklat juga mempelototi jalur distribusi dari pusat pengisian utama ke pangkalan pangkalan. ‘’Terutama jalur-jalur yang sepi, yang rawan,’’ kata mantan Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri ini.

Mendekati batas waktu pemberlakuan harga baru BBM, aksi penimbunan memang makin marak. Saud menjelaskan, laporan dari Polda-Polda menunjukkan ada tren kenaikan kasus dengan modus seputar bahan bakar minyak. ‘’Misalnya, di Samarinda, Kaltim sekarang sedang disidik penimbunan solar 12 ton,’’ katanya.  Di Jogjakarta, Polda DIJ juga sedang mengusut kasus penimbunan solar dengan modus serupa sebanyak 3 ton. Demikian juga di Polda Lampung sebanyak 600 liter. ‘’Kita minta seluruh jajaran waspada, agar masyarakat tidak resah,’’ katanya.

Kebijakan penempatan Brimob di pompa pompa bensin ini dikritik Neta Sanusi Pane dari Indonesia Police Watch. ‘’Polri terlalu reaktif dan berlebihan,’’ katanya.

Foto SBY Diturunkan

Penolakan atas kebijakan kenaikan harga BBM sudah merambah ke gedung parlemen, Senayan, Jakarta. Bukan sekadar aksi massa biasa, Rabu (14/3) sekelompok pemuda yang mengaku mahasiswa nekat menurunkan foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Lantas, mereka diamankan di Polda Metro Jaya.

Insiden itu berawal ketika kelompok pemuda yang mengaku berasal dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jawa Barat tersebut menemui Wakil Ketua DPR Pramono Anung. Setelah menyampaikan tuntutan dan meminta dukungan dalam bentuk tanda tangan, sekitar dua belas orang pemuda itu membagi diri mereka menjadi dua kelompok.

Satu kelompok berorasi. Sisanya menuju foto SBY yang terpigura di salah satu pilar Gedung Nusantara 3. Di empat pilar yang lain terpasang presiden-presiden terdahulu RI dengan ukuran yang sama, sekitar 1x1,5 meter. Mulai Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, hingga Megawati Soekarnoputri.

Setelah diambil dari pengaitnya, foto SBY itu jatuh ke lantai sehingga kaca pelapis bingkai bagian depan pecah. Setelah terdengar kaca pecah, sejumlah petugas pengamanan dalam (Pamdal) DPR baru datang dan mengamankan kelompok pemuda tersebut.

‘’Hidup mahasiswa, tolak kenaikan harga BBM,’’ teriak salah seorang mahasiswa saat digelandang sementara ke Posko Pamdal DPR di lantai 2 Gedung Nusantara 3.

Para mahasiswa itu nekat menurunkan foto SBY karena mengaku kecewa setelah bertemu Pramono Anung. Pramono memang bersedia membubuhkan tanda tangan dukungan, namun mencoret salah satu poin tuntutan mahasiswa. Yaitu, di poin ketiga: usir nekolim dan turunkan SBY-Boediono sekarang juga.

Mantan Sekjen PDIP tersebut hanya mendukung poin kesatu dan kedua. Yaitu, tolak kenaikan BBM dan turunkan harga-harga, serta adili koruptor dan sita harta kekayaan mereka.(ali/aal/wik/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook