(RIAUPOS.CO) - Tahun lalu, PT Taspen berhasil membukukan laba Rp271,55 miliar. Laba itu ditopang pendapatan premi Rp8,09 triliun, naik 3,55 persen dari periode 2017. Lalu, hasil investasi Rp7,65 triliun, naik 1,25 persen merefleksikan tingkat yield 8,7 persen.

Aset tercatat Rp231,87 triliun atau tumbuh 0,65 persen dibanding posisi 2017. Dengan pertumbuhan itu, secara konsisten aset tumbuh rata-rata 9,68 persen selama 5 tahun terakhir. ”Pertumbuhan aset 0,65 persen ditopang kenaikan aset investasi 3,71 persen menjadi Rp216,76 triliun,” tutur Direktur Utama PT Taspen Iqbal Latanro, di Jakarta, Kamis (14/2).

Kualitas aset terjaga ditunjukkan pemilihan jenis instrumen dan emiten secara selektif. Selain obligasi pemerintah, Taspen melakukan investasi pada sejumlah instrumen lain macam obligasi korporasi, KIK EBA, reksadana, saham, dan investasi langsung. ”Perusahaan juga berperan aktif dalam investasi pada proyek infrastruktur nasional,” imbuhnya.

Anak usaha Taspen dan entitas asosiasi, yaitu Taspen Properti Indonesia, Taspen Life, dan Bank Mandiri Taspen turut berkontribusi pada pendapatan 4,5 persen  dan laba 34 persen. Secara konsisten kontribusi itu diberikan anak usaha selama 4 tahun terakhir.

”Salah satu aksi korporasi Taspen tahun ini peningkatan saham pada Bank Mantap menjadi 48,416 persen. Itu supaya Bank Mantap memberikan peningkatan layanan kepada para peserta Taspen,” harap Iqbal.

Sebagai wujud konsistensi Taspen dalam memberikan pelayanan terbaik, pihaknya  terus meluncurkan inovasi terkait dengan pelayanan kepada peserta, selain Layanan 1 Jam, Layanan Klim Otomatis, SIM Gaji, dan Mobil Layanan. Selanjutnya, Taspen akan terus berinovasi dengan didukung teknologi informasi.

”Di antaranya Aplikasi Taspen Care, New Taspen Mobile, Aplikasi Otentikasi Digital, Aplikasi New E-Dapem, dan Taspen SmartCard yang merupakan wujud sinergi BUMN,” pungkasnya.(dai/lim)

Laporan JPG, Jakarta