DI BARAT INDONESIA, SINABUNG, TENGAH KELUD DAN DI TIMUR WASPADAI LEWOTOBI

Kelud Belum Reda, Kini Gunung Api Lewotobi Berstatus Waspada

Ekonomi-Bisnis | Sabtu, 15 Februari 2014 - 10:13 WIB

Kelud Belum Reda, Kini Gunung Api Lewotobi Berstatus Waspada

RIAUPOS.CO - Setelah Gunung Sinabung di barat Indonesia meletus dan disusul Gunung Kelut di Indonesia bagian tengah, Kini warga di Idonesia bagian Timur yang harus waspada terhadap pergerakan cincin api. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan Gunung Api Lewotobi Perempuan di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, berstatus waspada.

"Naiknya status gunung itu karena terjadi peningkatan aktivitas vulkanik. Gunung menyemburkan asap putih," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT Tini Thadeus seperti dilansir Merdeka.com, di Kupang, Jumat (14/2).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

"Kami sudah mendapat laporan dari PVMBG bahwa ada penetapan status Gunung Api Lewotobi Perempuan ke waspada level II," katanya.

Seperti diberitakan Antara, menurut Tini Tadeus, sesuai rekomendasi PVMBG, masyarakat yang bermukim di lereng Gunung Lewotobi Perempuan sudah diperingatkan untuk tetap waspada karena sewaktu-waktu gunung tersebut bisa meletus.

"Peringatan dini sudah kami sampaikan kepada masyarakat yang bermukim di kaki gunung Lewotobi di wilayah Kecamatan Wulanggitang itu," katanya menambahkan.

Tini menjelaskan, jika terjadi erupsi Gunung Api Lewotobi Perempuan, lahar yang menyembur akan mengarah ke bagian selatan Kabupaten Flores Timur atau ke arah lautan.

Dia mengatakan masyarakat setempat sudah paham dan tahu cara menyelamatkan diri, karena sudah ada pengarahan-pengarahan sebelumnya.

Walaupun demikian, BPBD NTT tetap menyiagakan pola penanggulangan bila benar-benar terjadi erupsi guna melakukan berbagai bentuk penanganan, termasuk mengevakuasi warga.

Ia menambahkan Gunung Api Rokatenda di Pulau PaluE, Kabupaten Sikka yang meletus pada akhir Desember 2013 lalu masih mengeluarkan api dari kawah gunung itu.

"Kami sudah meminta dan mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan tidak mendekati gunung tersebut," katanya dan menambahkan pihaknya sudah memasang tanda larangan mendekati gunung api tersebut.

Masyarakat Pulau PaluE, sebelumnya mengungsi ke Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka. Namun mereka memilih kembali ke tempat asal setelah status gunung itu diturunkan. (*)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook