Laporan MARRIO KISAZ, Pekanbaru marrio_kisaz@riaupos.co
Data Badan Pusat Statistik Riau menunjukkan angka inflasi beberapa daerah di Riau tergolong tinggi. Seperti di Kota Pekanbaru dan Kota Dumai.
Salah satu indikatornya disebabkan faktor pendidikan dan kelompok makanan.
Informasi itu disampaikan Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Riau, Siti Mardiyah MA kepada Riau Pos, akhir pekan lalu di Pekanbaru.
Menurutnya, data terakhir yang dihimpun BPS diketahui Kota Pekanbaru mengalami inflasi 0,24 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 143,15.
Sementara Kota Dumai mengalami inflasi 0,32 persen dengan IHK 147,48. Laju inflasi tahun kalender Pekanbaru 7,08 persen dan Dumai 6,65 persen. Sedangkan inflasi year on year Kota Pekanbaru 7,79 persen dan Dumai 7,53 persen.
Dia mengatakan, inflasi di Pekanbaru terjadi karena adanya peningkatan indeks harga pada lima kelompok pengeluaran.
Seperti kelompok pendidikan sebesar 7,78 persen, kelompok makanan 2,54 persen, kelompok sandang 1,37 persen, kelompok perumahan 0,49 persen dan kelompok kesehatan 0,20 persen.
Sementara untuk inflasi di Dumai terjadi karena peningkatan indek harga pada enam kelompok pengeluaran. Antara lain, kelompok transpor sebesar 1,29 persen, kelompok sandang 1,19 persen, makanan jadi 0,84 persen, pendidikan 0,74 persen, perumahan 0,45 persen dan kelompok kesehatan 0,04 persen.
“Beberapa komoditas penyumbang inflasi di Pekanbaru dan beberapa daerah di Riau adalah daging ayam ras dan rekreasi masing-masing 0,16 persen. Selain itu, faktor lain adalah biaya SMA 0,14 persen, ketupat/lontong sayur 0,13 persen, nasi 0,11 persen, emas 0,09 persen, rokok, biaya perguruan tinggi dan beberapa faktor lainnya,” urainya.
Dia juga memaparkan, dari 16 kota di Sumatera yang menghitung IHK, sembilan kota mengalami inflasi tertinggi. Seperti di Tanjungpindang sebesar 1,70 persen dan terendah di Padang 0,05 persen.
Sementara dari 10 ibukota provinsi di Sumatera, enam ibukota mengalami inflasi dan empat ibukota mengalami deflasi. Sebaliknya, sebagian besar kota-kota se-Indonesia mengalami deflasi. Dari data BPS diketahui deflasi tertingggi di Sorong sebesar 4,28 persen diikuti Gorontalo 3,43 persen dan deflasi terendah di Kota Surabaya dengan angka 0,02 persen.
Asisten II Setdaprov Riau, Emrizal Pakis mengaku angka inflasi di daerah cukup menjadi sorotan.
Pasalnya, beberapa faktor seperti pendidikan termasuk indikator yang mempengaruhi angka inflasi. “Ini yang menarik, di mana pendidikan juga mempengaruhi angka inflasi.
Ini yang perlu dicermati, seberapa besar pengaruh biaya pendidikan itu mempengaruhinya. Karena sifatnya yang tergantung momen tertentu. Apalagi sekarang belum waktu perekrutan siswa baru,” imbuh Emrizal.(sar)