Negara Konsumen Sensitif Isu Negatif

Ekonomi-Bisnis | Minggu, 14 April 2013 - 08:14 WIB

PEKANBARU (RP) - Persaingan di industri kertas semakin sengit. Tidak hanya kualitas produksi, berbagai persoalan juga ikut mempengaruhi daya saing di pasar internasional. Itulah yang dirasakan oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).

Presiden Direktur PT RAPP Kusnan Rahmin,  mengatakan, pihaknya terus melakukan perbaikan agar bisa bertahan di tengah ketatnya persaingan. Di antaranya menggunakan teknologi terbaru, agar produksi bisa lebih maksimal. ‘’Ini harus dilakukan agar bisa bersaing. Sedikit saja perbedaan kecepatan mesin dengan pesaing, maka akan berpengaruh besar pada produksi. Karena itu kami harus terus melakukan perbaikan,’’ katanya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kendala dalam pemasaran juga tidak tanggung-tanggung. Negara konsumen tidak hanya melihat harga dan kualitas kertas, tapi mereka juga sangat sensitif dengan isu-isu negatif. Terutama soal lingkungan hidup. Terkadang ada kampanye hitam terhadap kertas produk Indonesia yang berkaitan dengan berbagai isu negatif. Padahal, lanjut Kusnan, isu tersebut belum tentu benar. ‘’Isu sengaja diciptakan agar produk Indonesia ditolak oleh negera konsumen. Ini tidak lepas dari persaingan yang kurang sehat,’’ ujarnya.

Kusnan menjelaskan, beberapa negara produsen kertas sebenarnya ketakutan terhadap potensi industri kertas Indonesia. Sebab Indonesia banyak keunggulan dibandingkan dengan negara lain. Salah satu keunggulan itu adalah cepatnya masa panen hutan tanaman industri (HTI).

‘’Kalau di Eropa dan Amerika mereka harus menunggu 30 tahun baru bisa panen HTI, tapi di Indonesia empat atau lima tahun sudah bisa panen. Makanya negara produsen khawatir Indonesia menguasai industri kertas dunia,’’ tuturnya.

Saat ini industri kertas dunia masih dikuasai Amerika Serikat dan beberapa negera Eropa dan Amerika Latin. Secara global, Indonesia menduduki peringkat sembilan dunia dengan produksi lebih dari 7 juta ton per tahun. RAPP sendiri mampu memproduksi 2,3 ton per tahun.

Dalam pada itu, Sustainability Head PT RAPP Dian Novarina menjelaskan perusahaannya sangat komit terhadap kelestarian lingkungan. RAPP juga berusaha memajukan masyarakat di sekitar daerah operasi. ‘’Dalam mengelola hutan industri, tidak semua lahan yang ditanami. Walaupun itu areal perusahaan, tapi kami tetap menyisahkan untuk beberbagai kepentingan. Seperti kawasan lintas binatang langka tetap kami biarkan tumbuh alami,’’ ujarnya.(aga)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook