JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Harga batu bara acuan (HBA) bulan ini tercatat turun. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi menjelaskan, HBA Februari melandai 280,16 dolar AS per ton menjadi 277,05 dolar AS per ton dibandingkan HBA Januari 2023.
Agung menyebutkan, penurunan HBA Februari dipicu faktor cuaca. ''Permintaan batu bara dari Eropa menurun yang disebabkan cuaca di Eropa mulai menghangat,” kata Agung di Jakarta kemarin (13/2).
Selain itu, kondisi pasokan gas Eropa turut ambil bagian dalam menentukan fluktuasi besaran HBA. ''Adanya pelemahan harga gas alam ikut berdampak pada banderol batu bara ke angka 277,05 dolar AS per ton. Dengan begitu, semua indeks yang memengaruhi HBA turun,” imbuhnya.
Pada awal tahun ini, gangguan distribusi batu bara di Australia menjadi salah satu pemicu naiknya HBA sehingga mencapai 305,21 dolar AS per ton pada bulan lalu. Negeri Kanguru itu menjadi salah satu pemasok emas hitam global.
Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA, yakni supply and demand. Faktor turunan penawaran dipengaruhi season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.
''Sementara, faktor turunan demand dipengaruhi kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain seperti LNG, nuklir, dan hidro,'' bebernya.(dee/c7/dio/jpg)